6 Fakta Ibu-Anak Lansia Tewas Membusuk Tak Diketahui Tetangga

6 Fakta Ibu-Anak Lansia Tewas Membusuk Tak Diketahui Tetangga

tim detikcom - detikNews
Minggu, 31 Mar 2024 04:35 WIB
Rumah tempat kejadian perkara (TKP) pasangan ibu dan anak lansia ditemukan meninggal membusuk, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel).
Foto: Rumah tempat kejadian perkara (TKP) pasangan ibu dan anak lansia ditemukan meninggal membusuk, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel). (Mulia Budi/detikcom)
Jakarta -

Penemuan jenazah pasangan ibu dan anak perempuan lanjut usia (lansia), M (82) dan anaknya P (61), di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, menggemparkan warga. Kedua jenazah dalam kondisi telah membusuk.

Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key kepada wartawan, Jumat (29/3/2024), mengatakan M diketahui menderita stroke. Sementara anaknya, P, menderita diabetes.

"Yang ibunya nggak bisa bangun karena stroke. Ibunya ini mengandalkan anaknya," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, polisi mengatakan dugaan awal M dan P meninggal dunia lantaran sakit yang diderita mereka. Wahid menyebut diduga P meninggal terlebih dahulu, atau sekitar empat hari sebelum akhirnya ditemukan.

Dan M diperkirakan sudah meninggal dua hari sebelum jasad ditemukan. Berikut fakta-fakta pasangan ibu dan anak perempuan lansia meninggal dan membusuk:

ADVERTISEMENT

1. Awal Ditemukan karena ART

Ketua RT setempat, Kumayanah, mengatakan kedua jenazah ditemukan dari kecurigaan asisten rumah tangga (ART) yang mengetok pintu rumah korban tapi tak ada respons. ART tersebut berinisiatif menanyakan kepada para tetangga.

"Awalnya pembantunya yang dari Sawangan, Depok, datanglah ke rumahnya, biasanya kalau libur itu datang mau bersih-bersih, diketok-ketok dari 07.30 WIB itu nggak ada yang buka," kata Kumayanah di depan rumah M dan P, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3).

"Warga kiri-kanan minta, 'Ini ke mana nih Mbak Endang (P)?'. Ngetok-ngetok juga tuh sampai siang juga nggak ada yang buka. Datanglah ke rumah (saya), tanya, 'Bu Endang ke mana ya, Bu RT?'. Jam 11.00 WIB-an ke rumah," cerita Kumayanah.

2. Anak dari P Buka Paksa Pintu Rumah

Kumayanah mengatakan ART itu lalu menghubungi anak P dan memberitahukan P dan M tak merespons. Kemudian, anak P mendatangi lokasi dan mencoba membuka paksa pintu rumah tersebut yang dalam kondisi terkunci dari dalam.

"Akhirnya dia (ART) balik lagi, anaknya yang Febri datang sama suaminya ke rumah (saya), 'Tante boleh nggak kalau saya dobrak' katanya. 'Boleh saja, nggak apa-apa, yuk saya temenin'. Saya manggil kader saya 1 buat nemenin buat saksi, kondisinya mau salat Jumat," ujarnya.

Lihat juga Video 'Terungkap! Mayat Wanita di Kos Yogya Ternyata Korban Pembunuhan':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Dia sempat meminta tolong tukang rongsokan untuk mendobrak pintu rumah M dan P. Kemudian, dia menghubungi petugas pemadam kebakaran (damkar) dan kepolisian saat mengetahui P dalam posisi menyandar di pintu ruang tengah rumah tersebut.

"Kebetulan saya ada tukang rongsokan, 'Pak... pak... tolong dong bukain pintu keluarga saya. Dia ada di dalam kayaknya, kekunci, kita manggil-manggil nggak ada yang angkat'. Ya udah akhirnya ditolongin sama tukang rongsokan," ucap Kumayanah.

3. RT Lapor Damkar

Kumayanah menyebut tukang rongsokan lalu mengatakan bahwa ada sesosok badan yang bersandar di pintu. Akhirnya dia berinisiatif memanggil pemadam kebakaran (damkar).

"Sudah dibuka, mau keluar itu pintu yang di depan yang pertama. Pas pintu yang kedua, 'Pak ini minta tolong lagi yang ini'. (Tukang rongsokan bilang) 'Wah, nggak berani Bu. Saya lihat ada orang yang lagi ini (nyandar) di pintu'. Tukang rongsokannya pergi," kata Kumayanah.

Ketua RT setempat, Kumayanah mengatakan P ditemukan menyandar di pintu, sementara M tergeletak di lantai (Mulia/detikcom)Foto: Ketua RT setempat, Kumayanah mengatakan P ditemukan menyandar di pintu, sementara M tergeletak di lantai (Mulia/detikcom)

Kumayanah menyebut pihak damkar juga tak berani membuka pintu kedua. Akhirnya dia dan keluarga korban menyepakati untuk meminta dampingan kepolisian.

"Saya langsung inisiatif panggil damkar. Damkar datang kira-kira setengah jam kemudian, dibuka, nggak berani juga damkar, harus didampingi sama polisi, karena kita salat Jumat. Jadi agak terkendala sama salat Jumat. Jam 13.00 WIB lebih baru polisi dari polsek datang," imbuhnya.

Ternyata tubuh yang bersandar di pintu adalah tubuh P. Sementara M ditemukan tergeletak di lantai di depan P.

Lihat juga Video 'Geger Mayat Pria Misterius Ditemukan Mengambang di Sungai Musi':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

4. Dimakamkan 1 Liang Lahat

Jenazah M dan P dimakamkan di TPU Kampung Kandang Jagakarsa. Keluarga menyampaikan sejumlah pertimbangan dan konsultasi untuk menguburkan keduanya di lubang yang sama sudah dilalui.

Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu pagi, prosesi pemakaman dimulai dengan ibadah pemakaman sekitar pukul 08.30 WIB. Ibadah pemakaman dilakukan secara Katolik.

Jenazah mulai dimasukkan ke liang lahat sekitar pukul 08.45 WIB. Isak tangis dari keluarga mengiringi prosesi pemakaman.

Jenazah dimakamkan di blok 76 TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jaksel. Jenazah M dan P dimakamkan dalam satu liang lahat.

"Pertimbangan karena mereka meninggal di hari bersamaan. Kemudian ini adalah anak dan ibu, yang kedua-duanya perempuan ya," kata perwakilan pihak keluarga, Anton, kepada wartawan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2024).

5. Korban P Terakhir Terlihat 22 Maret

Polisi menyebut P terlihat keluar rumah pada 22 Maret lalu untuk membeli pulsa. Hal itu didapati dari keterangan warga.

"Memang warga sudah tahu semua kalau beliau itu sudah diabetes, sudah akut si Ibu P ini. Jadi memang diabetes akut, sudah sering lumpuh, dia sudah parah. Terakhir keluar itu tanggal 22, beli kuota atau beli pulsa, terakhir tanggal 22," kata Wahid saat dihubungi.

Lihat juga Video 'Geger Mayat Pria Misterius Ditemukan Mengambang di Sungai Musi':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Kumayanah mengatakan tetangga M dan P tak curiga lantaran tidak mencium bau tak sedap dari rumah korban. Kumayanah mengatakan bau tak sedap dari kediaman M dan P baru tercium saat pintu rumah itu dibongkar.

"Pas pagi itu juga, pas baunya itu pas kita buka pintu depan pintu rumahnya baru terasa bau," ujarnya.

Para tetangga juga tak curiga lantaran P kerap bepergian hingga sore untuk bekerja. Dia mengatakan P hanya tinggal berdua bersama ibunya, M, di rumah tersebut.

"Mbak Endang (P) itu pergi suka dijemput dengan ibu yang tadi sama saya, biasanya dijemput sama dia, pergi (urusan kerja). Suka-suka pergi gitu kan, jadi kita, tetangga, nggak terlalu merhatiin banget emang karena dia seperti gitu setiap hari, dijemput, pergi," kata Kumayanah.

6. Korban 36 Tahun Hidup Berdua

Ketua RT setempat, Kumayanah, mengatakan M dan P hanya tinggal berdua. Mereka menempati rumah tersebut hampir 36 tahu.

"Dari semenjak dia pisah sama suaminya, dia tinggal di situ, hampir 20 sampai 30 tahunan. Dari anaknya yang masih kecil ikut bapaknya," sebut Kumayanah.

Lihat juga Video 'Geger Mayat Pria Misterius Ditemukan Mengambang di Sungai Musi':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 4
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads