Wantim MUI: Tradisi Membangunkan Sahur Jangan Rugikan Masyarakat

Wantim MUI: Tradisi Membangunkan Sahur Jangan Rugikan Masyarakat

Herianto Batubara - detikNews
Rabu, 27 Mar 2024 15:57 WIB
Aksi warga Sumedang bangunkan sahur.
Ilustrasi tradisi membangunkan sahur. (Nur Azis/detikcom)
Jakarta -

Cekcok antarwarga sempat terjadi di Depok, Jawa Barat (Jabar), saat pemuda menegur pihak yang membangunkan sahur. Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI menilai cara membangunkan sahur harus diperbaiki.

"Menurut saya, membangunkan sahur dengan cara seperti itu sudah tidak tepat lagi, dan sudah saatnya ditertibkan," kata Wakil Ketua Wantim MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).

Dia mengatakan zaman sekarang masyarakat sudah memiliki alat sendiri untuk membangunkan dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur. Apakah alarm itu dari jam ataupun HP," ujar dia.

"Zaman dulu mungkin cara seperti itu tepat, di saat belum ada alat yang canggih untuk membangunkan orang, tapi untuk zaman sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dia menilai membangunkan orang sahur sebetulnya bertujuan baik, namun harus disertai dengan cara yang baik pula. Dia mengingatkan agar seluruh pihak saling menghormati.

"Tidak boleh dengan cara yang mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat," ujar dia

Mantan Wakil Menteri Agama (Wamenag) ini mengatakan Indonesia merupakan negara majemuk yang punya keanekaragaman suku, adat, budaya, dan agama. Dia meminta masyarakat saling menghargai.

"Untuk itu, kita harus mengembangkan sikap toleransi, tepo seliro, arif, dan bijaksana dalam hidup bersama. Kita harus berlaku adil kepada orang lain. Tidak semua orang memiliki kewajiban berpuasa," katanya.

"Boleh jadi ada saudara kita yang tidak berpuasa karena berbeda agama, ada yang sedang sakit, ada bayi, anak-anak, atau ada orang yang perlu istirahat karena seharian bekerja, dan masih banyak yang orang memiliki kebutuhan lain sehingga membutuhkan suasana yang tenang untuk istirahat pada malam hari," tambahnya.

Menurutnya, meski membangunkan sahur sudah menjadi tradisi, harus menghindari perselisihan. Dia juga mengimbau tokoh agama, ustaz, dan kiai untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meninggalkan cara membangunkan sahur seperti itu.

"Tidak boleh atas nama tradisi tapi dalam praktiknya dapat menimbulkan perselisihan di masyarakat bahkan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat. Agama melarang setiap hal yang dapat menimbulkan mudarat, menderitakan dan merugikan orang lain," kata dia.

"Lebih baik diganti dengan kegiatan yang lebih maslahat dan tidak merugikan masyarakat," tambahnya.

(jbr/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads