Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengapresiasi komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang dinilai konsisten, dalam mengungkap kasus perdagangan mahasiswa Indonesia bermodus Ferienjob ke Jerman. IMM juga mengapresiasi kinerja Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polri yang dibentuk Kapolri, karena telah bergerak cermat dan tanggap atas informasi yang diterima dari KBRI di Berlin, Jerman.
"Komitmen Kapolri sangat bagus dan sangat konsisten. Kami IMM juga mengapresiasi kinerja satgas TPPO Polri yang sudah cermat dan cepat tanggap terhadap kasus perdagangan orang ini. Dari hasil kerja cepat ini, ribuan korban bisa diselamatkan," ucap Ketua Umum IMM Riyan Betra Delza dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).
Riyan menyebutkan perdagangan orang merupakan kejahatan yang tak bisa ditoleransi. Sebab, lanjut dia, menghancurkan masa depan seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perbuatan perdagangan orang tersebut tentunya adalah kejahatan kemanusiaan yg tidak bisa ditolerir karena memiliki efek menghancurkan masa depan dan merampas kesejahteraan orang," ujar Riyan.
Riyan pun mengkritik pihak universitas yang membiarkan praktik perdagangan orang menyusup ke kampus hingga mahasiswa menjadi korban. Dia meminta Kemendikbud Ristek mengevaluasi besar-besaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang dinilai disalahgunakan oknum-oknum kampus.
"Mestinya kampus tidak boleh lalai dalam merealisasikan program MBKM sehingga mahasiswa menjadi korban. Dan pemerintah dalam hal ini Mendikbudristek RI telah gagal dengan program MBKM ini serta harus dilakukan evaluasi besar-besaran terhadap program tersebut," pungkas Riyan.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyebutkan para mahasiswa yang diberangkatkan ke Jerman untuk magang atau Ferienjob ternyata dipekerjakan secara ilegal.
Dia mengatakan para korban dieksploitasi. Kasus ini berawal dari informasi KBRI di Berlin soal adanya empat mahasiswa yang sedang ikut Ferienjob.