Jajakan Jasa Doa di TPU Karet Bivak, Kakek Musa Raup Ratusan Ribu Rupiah

Jajakan Jasa Doa di TPU Karet Bivak, Kakek Musa Raup Ratusan Ribu Rupiah

Taufiq Syarifudin - detikNews
Senin, 11 Mar 2024 14:47 WIB
Penjaja doa dan yasin berkeliling di TPU Karet Bivak, Senin (11/3/2024).
Musa (60), warga Soka, Tangerang, sudah 14 tahun melakoni pekerjaan sebagai penjaja doa dan Yasin setiap menjelang Ramadan dan saat Idul Fitri di TPU Karet Bivak. (Taufiq Syarifudin/detikcom)
Jakarta -

Kakek Musa berangkat dari Soka, Tangerang, bersama anak keempatnya ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak. Dia menjadi penjaja doa dan Yasin musiman menjelang Ramadan.

Lansia 60 tahun ini mengatakan kedatangannya menjadi penjaja doa dan Yasin musiman ini untuk menambah penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar sekolah anak.

"Buat anak, dia sekolah di pesantren. Biasa kalau Ramadan sering banyak kebutuhan," kata Musa kepada detikcom, Senin (11/3/2024). Kakek Musa memiliki lima anak, yang tiga di antaranya masih bersekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kakek Musa mengatakan dia sudah menjadi penjaja doa dan Yasin sejak 14 tahun silam. Saat itu dia masih sendirian ke TPU Karet Bivak.

"Kalau sekarang saya bawa anak. Dia bisa berdoa juga. Sekarang dia belajar di pesantren. Ke sini katanya mau bantu saya, sekalian nyari tambahan buat jajan dan kebutuhan di pondok," cerita Kakek Musa.

ADVERTISEMENT

Seperti para penjual jasa baca doa dan Yasin pada umumnya di TPU Karet Bivak, Kakek Musa tampak mengenakan atribut sorban, sarung, lengkap dengan peci. Mereka berjalan-jalan di sekitar makam dan mendekati peziarah.

"Kalau yang sering ke sini, pasti sudah paham ada jasa baca doa. Ada yang langsung manggil, atau yang saya tawari," jelas Kakek Musa.

Pantauan detikcom, nampak sejumlah peziarah memanggil Kakek Musa untuk menggunakan jasanya. Meski demikian, Kakek Musa menjelaskan tak sedikit pula yang menolak jasanya ketika ditawari.

"Sudah biasa. Tidak apa-apa," ucapnya.

Kakek Musa menjelaskan, sehari-hari dia mencari nafkah dengan menjadi petani singkong, padi, dan jagung. Sambilannya jika tak musim ziarah makam, adalah menjadi guru ngaji anak-anak.

Kakek Musa kemudian mengatakan penghasilannya dari jasa pembaca doa di TPU Karet Bivak cukup, meski dia memasang tarif seikhlasnya. "Ada yang ngasih Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, Rp 80 ribu. Ada juga yang pernah ngasih Rp 10 ribu. Seikhlasnya saja," sebut Kakek Musa.

Kemarin, Minggu (10/3), dia mengaku mendapat 10 panggilan baca doa. Namun hari ini dia menilai peziarah lebih sedikit dari kemarin.

"Sekarang sudah mulai sepi. Jadi nanti sore saya sudah pulang ke Tangerang. Lanjut lagi nanti setelah Lebaran, biasanya ramai juga," kata dia.

Penjaja doa dan yasin berkeliling di TPU Karet Bivak, Senin (11/3/2024).Penjaja doa dan Yasin berkeliling di TPU Karet Bivak, Senin (11/3/2024). (Taufiq Syarifudin/detikcom)

Tak hanya Kakek Musa yang jauh-jauh dari luar kota untuk mengais rezeki di TPU Karet Bivak. Ada juga Agus (50), warga Sukabumi.

Selama menjadi penjaja doa dan Yasin, Agus menginap di masjid sekitar TPU Karet Bivak.

Simak juga 'Saat Serba-serbi TPU Karet Bivak Jelang Ramadan':

[Gambas:Video 20detik]



(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads