Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan rencana penambahan 22 komando daerah militer (kodam) baru masih dikaji. Ia mengatakan penambahan kodam itu memerlukan waktu yang panjang.
"Kita mencoba mengkaji sampai sejauh mana kemungkinan memerlukan kodam. Tapi perjalanannya perlu lagi personelnya bertambah. Mampu nggak kita menggajinya. Membuat fasilitas untuk gedungnya, kendaraannya, semuanya. Itu saya pikir memerlukan waktu yang cukup panjang ya," kata Maruli di Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan personel yang nantinya akan berjaga di kodam baru di daerah juga harus personel terlatih. Hal itu agar dapat menyesuaikan dengan dinamika di daerah kodam tersebut.
"Jadi ya, itu kan sebenarnya mewadahi dengan perkembangan zaman, bahwa di provinsi ada gubernur, ada kapolda, di situ danremnya kolonel. Ya ada yang brigjen. Ya untuk memberikan perimbangan juga. Dianggap nantikan kita harus kaji lagi sampai sejauh mana tingkat kinerjanya, untuk tingkat di situ," imbuhnya.
"Kalo kami mungkin nanti melihat sampe sejauh mana dinamika di daerah itu untuk sampai ke jenjang bintang 2. Jadi masih sangat panjanglah ceritanya itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Maruli menambahkan, banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam proyek penambahan kodam. Selain itu juga harus mempertimbangkan kebutuhan para TNI.
"Saya pikir realisasinya masih cukup panjang lah itu. Kita sekarang aja anggota kita di daerah timur ada yang cuma di bawah 70 persen. Jadi nanti kalau kita nambah lagi, bisa nggak beli apa-apa itu, ya untuk gaji orang doang. Tapi enggak apa-apa juga, lihat kebutuhan kita," pungkasnya.
(ygs/ygs)