Ahmad Addril Hidayah (21) ditangkap karena membobol sistem pembayaran isi ulang (top up) Kartu Multitrip KRL hingga Rp 12 juta. Addril kerap membuat konten tentang kereta api (KA) di akun TikTok miliknya.
"Iya betul (TikTokers)," kata Kasi Humas Polres Metro Depok Iptu Made Budi, Rabu (6/3/2024).
Dilihat detikcom, akun TikTok Addril sudah rutin mengunggah video tentang kereta api sejak Januari 2023. Terhitung, Addril sudah mengunggah 36 video yang konten, terutama tentang kereta api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konten yang diunggahnya meliputi soal jenis-jenis KRL hingga kereta api. Akun TikTok-nya sudah memiliki 924 pengikut (follower) dan sudah mendapatkan 1.122 suka (likes).
"Oo iya, bener itu akunnya dia," kata Made saat ditunjukkan akun TikTok Addril.
Selain itu, Addril kerap mengunggah video-video tentang kereta api di akun Instagram dan situs YouTube.
Polisi masih mendalami kasus pembobolan sistem top up Kartu Multitrip KRL. Banyak warganet yang memberi simpati kepada Addril, yang mampu menunjukkan celah sistem top up Kartu Multitrip KRL.
"Saat ini masih dalam proses penyidikan. Kalau RJ (restorative justice), belum tahu ya," kata Made.
Addril mengaku sebagai pencinta kereta (railfans). Saldo belasan juta rupiah di kartu KRL itu akan dipakainya sebagai modal membuat konten saat naik KRL.
Polisi menemukan 10 Kartu Multitrip KRL telah diisi saldo milik Addril. Addril mengaku membobol sistem top up kartu KRL hingga Rp 12 juta karena ingin naik KRL gratis.
"Pengakuannya, dia mau naik kereta api secara gratis," katanya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pelaku mengisi ulang Kartu Multitrip KRL tersebut hingga 25 kali. Addril mengaku tak menjual kartu-kartu yang sudah di-top up tersebut. Dia hanya membayar Rp 25 tapi dapat mengisi ulang saldo kartu KRL-nya hingga Rp 12 juta.
"Infonya mau dipakai sendiri," ujar dia.
Pelaku menggunakan handphone (HP) yang mempunyai fitur NFC (Near-Field Communication) dengan aplikasi milik KAI hingga aplikasi pihak ketiga dan aplikasi pembayaran digital untuk membobol sistem top up kartu KRL. Peretasan top up saldo kartu KRL itu diketahui dan dipelajarinya dari tutorial video di internet.
Pembobolan sistem top up itu dilakukan pada 26-28 Februari 2024. Diduga aksi itu dilakukan pelaku di sejumlah tempat, salah satunya Stasiun Kereta Api Depok Baru.
"Sehingga pembayaran tagihan administrasi hanya Rp 1 (satu rupiah) setiap top up, sehingga pelaku mendapatkan saldo top up sebesar Rp 12.414.998 dari 25 kali top up dengan pembayaran Rp 25," kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana dalam keterangannya.
Pelaku dijerat dengan Pasal 33 juncto Pasal 49 dan/atau Pasal 30 juncto Pasal 46 Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Addril terancam hukuman 6 tahun sampai maksimal 10 tahun penjara.
Simak juga 'Kala Bobol Rumah di Bogor, Pria Bermotor Ngebut di Gang-Diteriaki Warga':