Korban Di-bully karena Bocorkan soal 'Tradisi'
Alvino mengungkapkan aksi pembullyan tersebut terjadi dua kali. Aksi yang kedua dilakukan para tersangka karena merasa kesal lantaran korban membocorkan soal 'tradisi' masuk geng tai kepada kakaknya.
"Kemudian 13 Februari, para pelaku melakukan kekerasan diduga karena mendapatkan informasi bahwa korban diduga menceritakan kegiatan 'tradisi' yang terjadi pada tanggal 2 kepada saudara anak korban," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kekerasan tersebut, korban mengalami sejumlah luka di bagian lehernya. Korban juga mengalami stress akut imbas aksi perundungan tersebut.
Pembullyan Terjadi Dua Kali
AKP Alvino mengungkap aksi pembullyan berdalih 'tradisi geng tai' tidak hanya terjadi satu kali. Namun, terjadi dua kali.
"Dari hasil penyelidikan kami, motif sementara yang bisa disimpulkan ada dua. Pada tanggal 2 dan 13 Februari 2024," kata Alvino kepada wartawan di kantornya, Jumat (1/3).
Kronologi 'Tradisi' Bully Geng Tai
Kekerasan diawali pada tanggal 2 Februari. Di mana, para tersangka berdalih saat itu melakukan kekerasan sebagai bentuk 'tradisi' masuk Geng Tai.
Selanjutnya, aksi bullying kembali terjadi pada tanggal 13 Februari 2024. Kali ini, para pelaku melakukan aksi bullying karena korban membocorkan soal 'tradisi' geng tai kepada kakaknya.
"Kemudian 13 Februari, para pelaku melakukan kekerasan diduga karena mendapatkan informasi bahwa korban diduga menceritakan kegiatan tradisi yang terjadi pada tanggal 2 kepada saudara anak korban," tuturnya.
Pada kejadian kedua ini, ada 6 pelaku yang melakukan kekerasan terhadap korban. Akibat kejadian ini, korban mengalami sejumlah luka-luka.
Simak Video 'Fakta-fakta Penetapan Tersangka Kasus Bullying di SMA Tangsel':
(mea/mea)