Yogyakarta - Bukit Boyo di Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul mengeluarkan gas belerang. Semburan gas belerang itu lewat celah atau rekahan tanah di sekitar bukit. Selain bau gas belerang yang tercium agak menyengat, di sekitar lokasi juga terdapat bekas-bekas titik api dan tanah terbakar warna kehitaman serta terasa panas bila dipegang. Sementara itu berbagai tanaman dalam jarak beberapa puluh meter ada yang mati dan mulai layu.Sopawiro (57), warga Dusun Buyutan Desa Ngalang, kepada detikcom di lokasi, Kamis (7/12/200) mengatakan, warga yang pertama kali mengetahui adanya asap disertai bau belerang adalah tetangganya, Ny Adiwiyono (60), saat hendak pergi ke ladang pada hari Rabu kemarin. Saat itu dia hendak menuruni bukit yang longsoran setelah diguyur hujan deras sebelumnya. Dari rekahan-rekahan tanah di sekitar keluar asap putih tipis dengan bau belerang agak menyengat setelah hujan semalam. Tanaman ketela pohon dan akasia setinggi satu meter serta rerumputan tampak mengering. "Karena takut, Mbok Adiwiyono mengurungkan niat pergi ke ladang dan kembali ke kampung untuk memberitahu tetangga," katanya. Menurut Pawiro, pada siang harinya warga langsung melaporkan kepada perangkat desa maupun Muspika Gedangsari. Pada Kamis pagi beberapa orang dari Bappeda Gunungkidul sudah melakukan pengecekan di lokasi.Saat detikcom berada di lokasi, asap belerang masih terasa Sedikitnya terdapat empat titik rekahan atau lubang tanah yang menimbulkan semburan gas belerang.Beberapa tempat rekahan dan singkapan lapisan tanah di sekitar lokasi juga tampak berwarna kekuning-kuningan yang menandakan terdapat unsur belerang (sulfur). Selain berwarna kuning, ada sebagian tanah yang berwarna hitam pekat membuat garis memanjang di atas bukit sepanjang 25-an meter.Ditempat tersebut juga mulai banyak didatangi warga dari luar Kecamatan Gedangsari hanya sekadar untuk melihat bekas aktivitas vulkanis di kawasan Bukit Boyo Dusun Buyutan. Kawasan itu berada di sisi utara perbukitan Gunungkidul yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Wedi Klaten, Jawa Tengah. Di daerah itu juga merupakan jalur patahan gempa pada 27 Mei lalu dari Cesar Opak menyambung ke Cesar Jiwo Klaten. Kawasan itu berada di formasi Semilir dan formasi Nglanggeran. Akibat adanya gesekan antarformasi tanah itu di kawasan vulkanik itu menimbulkan titik api. Asap belerang dapat menunjukkan adanya aktivitas vulkanik pada masa lampau.
Foto:Tanah kehitam-hitaman keluarnya titik api dan masih panas bila dipegang (Bagus K).
(bgs/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini