Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap industri bulu mata dan rambut palsu di Purbalingga kembali bangkit usai pandemi COVID-19. Apalagi Purbalingga telah dikenal sebagai produsen bulu mata dan rambut palsu kedua terbesar di dunia sejak puluhan tahun lalu.
"Saat ini permintaan akan bulu mata dan rambut palsu di luar negeri menurun drastis. Penurunan pesanan rambut dan bulu mata palsu ini sudah mulai terasa di masa COVID-19," jelas Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (28/1/2024).
"Imbas COVID-19 benar-benar menghantam berbagai industri di Tanah Air, akibat terjadinya banyak pembatasan yang membuat gerak perekonomian melambat dan melemah," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini ia sampaikan usai mengunjungi pabrik bulu mata dan rambut palsu PT Rosa Sejahtera Eyelashes hati ke-1. Kunjungan ini dilakukan di sela agendanya ke Dapil-7 Jawa Tengah di Purbalingga.
Bamsoet menerangkan pascapandemi COVID-19, industri bulu mata dan rambut palsu Purbalingga yang baru akan bangkit kembali dihantam krisis global. Krisis global dan konflik geopolitik di Rusia-Ukraina turut berpengaruh terhadap penurunan ekspor permintaan bulu mata dan rambut palsu.
"Data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga mencatat hingga awal tahun 2024, sebanyak 4.147 buruh pabrik bulu mata dan rambut palsu di Kabupaten Purbalingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara, pekerja yang terpaksa dirumahkan sebanyak 5.984 pekerja," terangnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pabrik bulu mata dan rambut palsu pertama di Purbalingga ini didirikan pada tahun 1950. Pabrik ini berlokasi di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari.
Awalnya, pabrik tersebut hanya membuat sanggul. Lalu berkembang membuat bulu mata dan rambut palsu secara manual dengan menggunakan tangan.
"Sejak tahun 2008 Purbalingga membangun diri sebagai pusat manufaktur bulu mata dan rambut palsu kedua di dunia setelah Gwangju, Korea Selatan," papar Bamsoet.
"Hingga akhir Januari 2024, tercatat setidaknya terdapat 39 pabrik rambut dan bulu mata palsu yang menyerap total 38.863 tenaga kerja di Purbalingga. Sebanyak 22 perusahaan rambut dan bulu mata palsu dimiliki oleh investor asing. Sisanya, sebanyak 17 pabrik milik investor dalam negeri," tandasnya.
(akd/ega)