Bamsoet Sebut Pentingnya Kesejahteraan Guru untuk Genjot Kualitas SDM

Bamsoet Sebut Pentingnya Kesejahteraan Guru untuk Genjot Kualitas SDM

Dea Duta Aulia - detikNews
Minggu, 28 Jan 2024 07:41 WIB
MPR
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan perlu adanya monitoring dan evaluasi untuk memastikan besarnya alokasi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN yang jumlahnya mencapai Rp 660,8 triliun maupun 20 persen dari APBD. Hal itu diperlukan untuk mengoptimalkan kesejahteraan para guru.

Menurutnya, kesejahteraan guru itu sangat penting karena bisa meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus sumber daya manusia yang mampu bersaing. Hal itu juga sesuai dengan amanat pembukaan UUD NRI Tahun 1945, tujuan kita bernegara salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mewujudkannya harus terlebih dahulu dengan mensejahterakan para guru sebagai ujung tombak dalam sistem pendidikan nasional. Hal itu diungkapkan olehnya saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI hari ke-10 dalam kunjungannya ke Dapil-7 Jawa Tengah bersama Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Purbalingga, Sabtu (27/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turut hadir antara lain Deputi Bidang Pengkajian dan Pemasyarakatan Konstitusi Setjen MPR RI Hentoro Cahyono, Staf Khusus Ketua MPR RI Brigjen Pol Putu Putra Sedane dan Ketua DPD AGPAII Kabupaten Purbalingga Priyanto.

"Sehingga tidak ada lagi ditemui guru yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek dan lainnya demi memenuhi kebutuhan dapurnya. Tidak lagi ditemui guru digaji hanya Rp 500 ribu. Justru seharusnya gaji guru sudah bukan lagi diatas UMR, melainkan diatas rata-rata gaji manager perusahaan nasional atau bahkan lebih besar dari itu," kata Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (28/1/2024).

ADVERTISEMENT

Dia mengingatkan agar luhurnya nilai-nilai agama jangan sampai dikontaminasikan dengan politik pecah belah. Nilai-nilai agama, baik itu agama Islam maupun lainnya, justru harus dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi para politisi dan pendukungnya dalam menjalankan politik yang mencerahkan.

"Khusus bagi pemeluk agama islam di Indonesia, kita harus menjadi contoh implementasi Islam yang rahmatan lil alamin. The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) melaporkan, jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada tahun 2023, atau setara 86,7 persen dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa. Menempatkan Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak di Asia Tenggara, bahkan di dunia. Karena itu, wajah Islam Indonesia punya pengaruh besar terhadap wajah Islam dunia," jelasnya.

Bamsoet menerangkan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, peran organisasi guru agama Islam seperti halnya Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), menjadi faktor yang sangat menentukan dalam membentuk wajah dan citra Islam Indonesia. Khususnya dalam meredam aksi radikalisme, terorisme dan berbagai aksi kekerasan lainnya yang mengatasnamakan Islam.

"Para guru juga berperan penting dalam membangun moderasi dalam beragama, disamping meluruskan persepsi dan pemahaman yang sempit tentang agama Islam itu sendiri. Karenanya, organisasi guru agama Islam harus terus menjadi wadah dan sarana yang tepat untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dengan segenap pemangku kepentingan dalam meluruskan citra Islam sebagai agama yang cinta damai," pungkasnya.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads