Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melakukan investigasi terkait relawan Ganjar yang dikeroyok oleh oknum prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah. LPSK mengungkap salah satu korban pengeroyokan, yakni anak dari Ketua DPRD Boyolali.
"Jadi di antara 7 korban ada 3 yang menggunakan motor dengan knalpot tidak standar, sementara 4 korban lainnya satu penumpang dari salah satu motor dan tiga lainnya tidak ada hubungan dengan motor yang tidak standar tadi knalpotnya," kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu, kepada wartawan di kantornya, Rabu (10/1/2024).
"Tiga ini berusaha melerai melindungi korban dua lagi orang yang sedang melihat peristiwa saja kemudian jadi sasaran dari oknum aparat TNI tersebut. Salah satu korban anak Ketua DPRD Boyolali," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edwin mengatakan korban berinisial JIP (22) berstatus sebagai mahasiswa. Ayah korban diketahui juga merupakan pengurus PDIP Boyolali.
"Korban terakhir inisial JIP ini mahasiswa, ini ayahnya adalah pengurus partai di PDIP Boyolali. Bapaknya itu adalah ketua DPRD Boyolali," tuturnya.
Dia mengatakan JIP ditelepon ayahnya untuk memantau situasi di sekitar lokasi kejadian. Sebab, ayahnya menerima informasi ada keramaian di sana.
"Memang ditelepon ayahnya untuk memantau situasi di depan markas, karena bapaknya mendapat informasi ada keramaian di markas tersebut," jelasnya.
Kemudian korban memarkir mobilnya di ruko seberang lokasi kejadian. Setelah itu, korban mengambil gambar situasi di sekitar lokasi.
"Ketika dia ambil gambar di situ, tentara langsung menghampirinya dan melakukan penganiayaan ke JIP, dan membawanya masuk ke dalam markas," ungkapnya.
Edwin menyebut sejauh ini korban belum menuntut restitusi atau ganti kerugian. Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum korban.
"Kalaupun korban mau ajukan ya tidak masalah. Itu hak korban, restitusi kepada pelaku. Sejauh ini belum ada," jelasnya.
Edwin sebelumnya mengatakan, LPSK telah melakukan investigasi terkait relawan capres Ganjar Pranowo yang dikeroyok oleh oknum prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah. Dia menyebut peristiwa itu tak ada hubungannya dengan kampanye capres.
"Peristiwa ini dalam temuan kami tidak ada hubungannya dengan kampanye salah satu paslon. Bahwa para korban adalah pendukung salah satu paslon, iya. Tetapi yang menjadi stimulusnya adalah penggunaan knalpot tidak standar," katanya.
Edwin menyebut ada tujuh korban dalam peristiwa itu. Dia meminta POM TNI melakukan pemeriksaan terhadap seluruh korban saat mengusut peristiwa ini.
"Para korban ini ketika mereka sedang berjalan perorangan, bukan konvoi, bukan rombongan. Kemudian ini yang memancing peristiwa kekerasan itu terjadi," ujarnya.
"Jadi peristiwa ini ada tujuh korban, yang baru diperiksa oleh POM itu baru dua korban. Kami sudah mendorong supaya korban lima lainnya juga dilakukan pemeriksaan," sambung Edwin.
Lihat juga Video 'Relawan Dikeroyok Oknum TNI, PDIP Boyolali Angkat Bicara':