Waka MPR Dorong Kesadaran Masyarakat pada Potensi Penyebaran COVID-19

Waka MPR Dorong Kesadaran Masyarakat pada Potensi Penyebaran COVID-19

Muhammad Lugas Pribady - detikNews
Rabu, 20 Des 2023 21:22 WIB
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Dalam upaya mencegah peningkatan kasus COVID-19 harus diletakkan dalam koridor saling menjaga dan peduli dengan semangat kebersamaan dalam menghadapi potensi penyebaran virus di masa liburan akhir tahun. Hal tersebut diutarakan oleh Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam diskusi daring 'Peningkatan Kasus COVID-19: Aksi atau Reaksi Menjelang Nataru yang digelar oleh Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (20/12).

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Irwansyah, Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, menyebutkan solidaritas jadi kunci dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Indonesia.

"Gerak bersama berbasis solidaritas dan kepedulian harus menjadi gerakan bersama untuk menekan angka penyebaran virus pada masa liburan akhir tahun," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, ia menyebut data kasus positif COVID-19 di Tanah Air meningkat dalam sepekan, dari 40 pasien menjadi 267 pasien pada periode 28 November 2023 sampai 2 Desember 2023. Ia pun menyebut masyarakat telah memiliki bekal untuk mengantisipasi dari fenomena beberapa tahun lalu.

"Pengalaman yang kita dapat di masa pandemi bisa menjadi bekal untuk mengantisipasi potensi penyebaran COVID-19 pada libur panjang tahun ini," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Diakui Rerie, pada liburan kali ini akan terjadi pergerakan masyarakat yang cukup masif. Dan baginya, pencegahan kasus COVID-19 bukan semata tugas pemerintah, masyarakat harus mampu menunjukkan kembali kesadaran menyeluruh dalam menghadapi potensi penyebaran COVID-19 di masa libur Natal dan Tahun Baru saat ini.

Hal yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengakui banyak sekali pengalaman yang didapat masyarakat Indonesia selama pandemi beberapa waktu lalu dalam penanganan penyebaran COVID-19.

"Bila sebelum pandemi COVID-19 masyarakat belum terbiasa memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak, saat ini masyarakat mulai sadar menjalankan rangkaian protocol kesehatan tersebut," terangnya.

Dari kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, bagi Syahril perlu mendapatkan apresiasi. Kebiasaan menggunakan masker misalnya, ujar dia, mampu meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular dengan baik, melalui langkah promosi, sosialisasi dan deteksi terhadap ancaman penyakit menular.

Selain itu, Syahril juga menambahkan terdapat bentuk-bentuk pencegahan terhadap penyebaran penyakit menular yang bisa dilakukan diantaranya dengan penerapan pola hidup sehat dan protocol kesehatan.

"Juga harus melakukan deteksi dini agar bisa menerapkan upaya pengobatan. Dengan deteksi dini, kita bisa mengelompokkan penyakit dalam gejala ringan, sedang, dan berat," tambahnya.

Syaril pun menerangkan sarana dan prasarana kesehatan yang ada saat ini sudah dipersiapkan untuk menghadapi sejumlah kemungkinan dalam mengantisipasi potensi peningkatan jumlah kasus COVID-19. Kemudian, ia berharap masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada dalam menghadapi potensi penyebaran COVID-19 saat ini.

"Berharap masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dalam menghadapi potensi penyebaran COVID-19 pada liburan akhir tahun ini," harapnya.

Selain itu, Ketua Satgas COVID-19 PB IDI Erlina Burhan mengungkapkan peningkatan kasus COVID-19 kali ini bukan disebabkan penyebaran varian baru, tetapi karena aktivitas masyarakat yang meningkat dan imunitas dari vaksin yang menurun serta tingkat pemberian booster di masyarakat yang rendah.

Erlina berucap, kini kebiasaan untuk menerapkan protocol kesehatan dalam keseharian juga terbilang rendah jika dibandingkan dengan di masa pandemi. Ia mendorong untuk mengutamakan protokol dengan menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi, dan pola hidup sehat.

"Bila terdapat gejala batuk, demam, dan pilek, segera pakai masker. Bermasker itu keren," imbaunya.

Sementara itu, Kasubdit Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan RI Rudi Irawan mengungkapkan pada masa libur Natal dan Tahun Baru kali ini peningkatan kasus COVID-19 juga menjadi isu strategis yang menjadi perhatian.

"Kemehub juga sudah menentukan titik-titik waspada selama libur Natal dan Tahun Baru, antara lain di tempat-tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah," jelas Rudi.

Maka dari itu, pihaknya akan menambah upaya antisipasi penyebaran COVID-19 di kawasan tujuan wisata.

"Upaya antisipasi pencegahan di kawasan tujuan wisata juga akan dilakukan. Apalagi pada tahun ini diperkirakan ada potensi 107,6 juta pergerakan kendaraan di Jawa dan 14,8 juta pergerakan kendaraan di kawasan Jabodetabek," lengkapnya.

Dari kondisi itu, Rudi sebut dipicu karena semakin bertambahnya infrastruktur baru antara lain dalam bentuk ruas tol, moda transportasi seperti kereta cepat, LRT dan MRT. Dalam menjaga liburan yang aman dan nyaman, pemerintah mewajibkan para pelaku perjalanan agar memastikan kondisi tubuhnya sehat dan kondisi kendaraan yang digunakan dalam kondisi prima.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama menjelaskan mengapa penyebaran kasus COVID-19 ini kembali melonjak.

"Kemungkinan disebabkan dua hal, yaitu imunitas populasi yang menurun dan peningkatan pergerakan orang di masa liburan. Peningkatan kasus COVID-19 ini menandakan memang masih ada, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan atau penurunan kasus," terangnya.

Ia pun mendorong untuk dibuat simulasi menghadapi situasi ledakan pandemi, sehingga upaya membangun langkah antisipasi secara bersama-sama dapat direalisasikan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan.

Ketua Prodi Magister Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Atik Choirul Hidajah berpendapat dengan kondisi endemi saat ini memang bisa terjadi lonjakan kasus COVID-19 dan bisa menjadi epidemi.

"Peningkatan kasus COVID-19 saat ini dipicu oleh tiga hal yaitu adanya agent (virus yang masih ada), host (semua faktor yang ada pada manusia seperti status imunitas, usia komorbid), dan environment (di luar host seperti ruang publik)," ungkapnya.

Pada libur Natal dan Tahun Baru saat ini, perlu upaya antisipasi konkret agar tidak terjadi peningkatan kasus COVID-19, menurut Atik, harus ditujukan pada aspek agent, host dan environment tersebut. Wartawan Media Indonesia Bidang Kesehatan, Indrastuti mengungkapkan banyak kasus COVID-19 ditemukan dengan tidak sengaja karena tesnya sukarela.

"Test COVID-19 mandiri tidak diminati masyarakat karena biayanya tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Untuk meningkatkan vaksinasi, stok vaksin harus dipastikan cukup. Namun, faktanya sejumlah daerah belum terdistribusi vaksin," ungkap Indrastuti.

Iya juga sepakat agar sosialisasi mengenai SOP bagi penderita COVID-19 ditingkatkan karena kesadaran masyarakat dalam menjalankan isolasi ketika bergejala misalnya, sudah berkurang. Selain itu, Indrastuti berpendapat, perlu dipertimbangkan wajib menggunakan masker di ruang publik dan transportasi umum, untuk menekan pertambahan kasus COVID-19 di Tanah Air.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads