Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Siti Nugraha Mauludiah bicara mengenai tantangan dalam pengelolaan media sosial Kemlu. Dia menyebut 133 perwakilan Republik Indonesia (RI) di luar negeri memiliki media sosial yang dikelola masing-masing.
"Tantangannya, challenge-nya di Kemlu itu adalah Kemlu tuh punya perwakilan 133 perwakilan, masing-masing punya social media," kata Siti Nugraha kepada detikcom di Gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2023).
Wanita yang akrab disapa Nining itu mengatakan media sosial dari seluruh perwakilan RI di luar negeri itu akan ditata kembali. Dia menekankan pada pentingnya menyamakan persepsi demi pencapaian kepentingan nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, hal-hal semacam itu yang menurut saya masih perlu lebih ditata dalam hal meng-orchestrated semua media sosial yang ada di perwakilan yang masing-masing dikelola sendiri, tapi harus sama-sama tujuannya itu untuk kepentingan nasional, pencapaian kepentingan nasional," tuturnya.
Selain itu, Nining mengatakan konten media sosial yang menonjolkan kegiatan setiap perwakilan RI di luar negeri. Dia menyebut konten-konten media sosial ke depannya harus lebih mengutamakan tujuan, seperti untuk mempromosikan produk-produk dan pariwisata Indonesia.
"Jadi bukan hanya misalnya mau menonjolkan kegiatan setiap perwakilan, tapi lebih kepada apa perwakilan itu untuk apa, misalnya untuk promosi-promosi apa supaya misalkan produk Indonesia pangsa pasarnya lebih luas, jasa Indonesia banyak dipakai, kemudian turis dan pariwisata semakin meningkat," ujarnya.
Nining juga menjelaskan perlunya adaptasi perkembangan tren media sosial. Menurutnya, hal itu agar Kemlu bisa memberikan informasi mengenai kebijakan luar negeri yang dapat dipahami oleh masyarakat.
"Kita juga harus bisa beradaptasi supaya media sosial Kemlu bisa menjadi media untuk mengamplifikasi informasi-informasi terkait politik luar negeri supaya masyarakat Indonesia pada umumnya bisa mengetahui kebijakan luar negeri kita seperti apa, kenapa diambil kebijakan seperti ini, apa manfaatnya bagi masyarakat Indonesia," ucapnya.
Semakin canggihnya teknologi informasi, kata Nining, menjadi tantangan lain bagi Kemlu. Menurutnya, Kemlu akan lebih berupaya menjangkau kelompok masyarakat seperti Gen Z dan milenial melalui media sosial agar lebih mendukung kebijakan Indonesia dalam konteks hubungan internasional.
"Tantangannya akan banyak lebih kepada makin advance-nya informasi dan teknologi. Sekarang mungkin sudah bergeser dari media tradisional ke media yang lebih populer. Bagaimana kita bisa menjangkau, misalkan masyarakat yang milenial, Gen Z, supaya bisa mengenal dan mendukung kebijakan-kebijakan kita," katanya.
(jbr/imk)