Demi Indonesia Cerdas Memilih

Bawaslu Cerita Mitigasi Pemilu, Sebut Politisasi SARA Sudah Berkurang

Anggi Muliawati - detikNews
Kamis, 07 Des 2023 17:27 WIB
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja (Andhika Prasetia/deetikcom)
Jakarta -

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mewanti-wanti para pemilih untuk tetap menjaga kerukunan menjelang Pemilu 2024. Bagja mengatakan, meski berbeda pilihan, harus tetap bersaudara.

"Pemilu adalah sarana integrasi bangsa. Oleh demikian, apa pun pilihannya, berbeda pilihannya kita tetap bersaudara," kata Bagja dalam sambutannya di acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih, di Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (7/12/2023). Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, serta detikpemilu.

Bagja mengatakan tidak ada yang salah dengan perbedaan. Namun dia tetap mengingatkan agar masyarakat dapat menjadi pemilih yang cerdas.

"Ya tensi sedikit-sedikit boleh lah, tapi jangan kemudian habis itu keluar grup, di-delete, biasakan saja, biasa dengan berbeda pilihan, itu lah cerdas memilih," ujarnya.

Bagja kemudian mewanti-wanti agar peristiwa pada Pemilu 2019 tidak terulang. Bagja mengatakan, kala itu, gedung Bawaslu dikepung masyarakat seusai Pemilu 2019.

"Banyak hal dulu di 2018, itu Gedung Bawaslu hanya melakukan simulasi keamanan, simulasi jika ada masalah. Tahun 2019 kita nggak punya simulasi, langsung ada masalah di depannya dan itulah terjadi permasalahan di tahun 2019 itu," paparnya.

"Oleh sebab itu pemerintah, teman-teman Dewan Pers, KPU, Polisi, TNI melakukan deteksi dan melakukan mitigasi awal sehingga teman-teman bisa liat nih banyak yang nggak terlalu ngegas di medsos, banyak juga yang tidak melakukan politisasi SARA dan segala macam. Inilah buah dari reformasi 2019 kita," imbuh dia.

Lebih lanjut, Bagja bicara soal dua jenis pemilih pemula. Dia mengatakan pemilih pemula ada dua jenis yakni pemilih lanjut usia dan baru memilih.

"Demi Indonesia cerdas memilih adalah hal yang sangat baik dan juga menunjang program-program melakukan pengawasan partisipatif pemilih pemula," kata Bagja.

"Ada dua jenis pemilih pemula, ini pemilih pemula yang lanjut usia atau yang baru memilih?" sambungnya.

Bagja mengatakan pemilih pemula lanjut usia ialah anggota TNI/Polri yang telah pensiun. Kemudian, menurut dia, pemilih pemula lainnya adalah para pemilih yang baru menginjak usia memilih.

"Lanjut usia itu misalnya Pak Fadil Imran setelah pensiun itu akan menjadi pemilih pemula. Mas Dato juga akan jadi pemilih pemula jika kemudian yang bersangkutan pensiun kemudian memilih," paparnya.

"Karena saya yakin Pak Fadil dan Mas Dato ketika masuk akademi militer atau akademi kepolisian itu belum usia memilih biasanya. Jadi ketika masuk usia memilih sudah pensiun. Itu disebut sebagai pemilih pemula," lanjutnya.

Bagja mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas. Dia mengatakan orang-orang yang dapat dipilih, ialah yang menawarkan visi, misi, program, dan citra diri.

"Apa yang akan dipilih? Siapa yang menawarkan tadi. Visi misi program atau citra diri. Sekarang sudah saatnya teman-teman harus cerdas memilih dan kami berterima kasih kepada detikcom yang disponsori dan didukung oleh teman-teman Kominfo yang melakukan gerakan cerdas memilih," tuturnya.




(idn/dhn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork