Gunung api atau gunung berapi adalah gunung yang di dalamnya terdapat lahar panas. Ada berbagai jenis gunung berapi di Indonesia berdasarkan bentuknya, aktivitasnya, hingga sejarah letusan.
Lalu, apa saja jenis-jenis gunung berapi di Indonesia? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuknya
Indonesia memiliki ragam bentuk gunung berapi. Dilansir situs Edukasi Kemdikbud, berikut jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Gunung Api Perisai
Gunung api perisai atau gunung api tameng adalah jenis gunung yang tersusun dari batuan aliran lava yang masih cair ketika diendapkan. Ciri-ciri gunung api perisai adalah:
- Gunung api ini terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan atau letusan efusif
- Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair
- Lereng yang terbentuk menjadi sangat landai.
2. Gunung Api Maar
Gunung api ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar atau eksplosif pada puncak yang disebut kawah. Bentuk gunung api ini memiliki corong dan dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi.
Material yang dikeluarkan oleh gunung api maar adalah benda padat dan efflata, misalnya adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawah Klakah.
3. Gunung Api Strato
Gunung api strato berbentuk kerucut. Gunung ini terbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya.
Jenis gunung api strato mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi Contohnya adalah Gunung Merapi dan Gunung Tangkuban Perahu.
![]() |
Jenis Gunung Api Berdasarkan Aktivitasnya
Berdasarkan aktivitasnya, gunung berapi di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu gunung api aktif, gunung api mati, dan gunung api istirahat. Berikut pengertiannya.
1. Gunung Api Aktif
Gunung yang dikategorikan masih bekerja aktif, sering mengeluarkan asap, daerah di sekitarnya sering terjadi gempa, dan kadang terjadi letusan. Jenis gunung api ini biasanya mengeluarkan erupsi minimal 1 kali dalam 10.000 tahun terakhir. Contoh: Gunung Merapi dan Gunung Sinabung.
2. Gunung Api Mati
Gunung api mati tidak mempunyai aktivitas erupsi atau tidak memiliki catatan letusan ribuan tahun terakhir.
3. Gunung Api Istirahat
Gunung api ini sewaktu-waktu dapat meletus kemudian beristirahat lagi atau tidak mengeluarkan erupsi dalam 10.000 tahun terakhir, tetapi memiliki potensi untuk mengeluarkan erupsi atau meletus dari sejumlah aktivias vulkanisme yang tercatat. Contohnya Gunung Kelud dan Gunung Ceremai.
Jenis Gunung Api Berdasarkan Sejarah Letusan
Mengutip situs Magma Indonesia, gunung api di Indonesia berdasarkan sejarah erupsinya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. Apa saja perbedaannya?
1. Gunung Api Tipe-A
Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah 1600 Masehi. Di Indonesia, terdapat 79 gunung api Tipe-A.
2. Gunung Api Tipe-B
Gunung api yang pernah meletus, tetapi sesudah 1600 Masehi belum lagi mengadakan erupsi magmatik. Gunung api ini masih memperlihatkan gejala kegiatan, seperti solfatara. Ada terdapat 29 gununh api tibe-B di Indonesia.
3. Gunung Api Tipe-C
Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, tetapi masih adatanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan fumarola dan solfatara pada tingkat yang lemah. Indonesia mempunyai 21 jenis tipe gunung api tipe-C.
Simak Video 'Tinjau Dampak Erupsi, Kemenparekraf Bakal ke Sumbar Minggu Ini':