Program Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) terus bergulir di berbagai daerah, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta. Gerakan yang sudah berlangsung sejak 11 Oktober 2023 ini menyasar 437 desa di DIY dengan mengusung 3 program utama.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Masmin Afif menjelaskan pelaksanaan GKMNU dilakukan oleh Kanwil Kemenag Yogyakarta bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ada tiga program yang dijalankan dalam GKMNU ini, yaitu Bimbingan Perkawinan, Berkah Keluarga, dan Bimbingan Keluarga Maslahat.
Ia menjelaskan Bimbingan Perkawinan diberikan kepada para calon pengantin (catin) dengan tiga materi utama. Pertama, mengenai menyiapkan keluarga sakinah. Calon pengantin diedukasi tentang tujuan pernikahan, baik secara fisik maupun non fisik.
Pengantin diberikan edukasi mengenai pernikahan yang tidak semata berkaitan dengan kenikmatan seksual. Namun juga berkenaan dengan ketenangan jiwa suami istri yang hanya bisa diperoleh jika keduanya membangun relasi atas dasar keluarga.
"Para catin juga diajak berdiskusi tentang Lima Pilar Pernikahan, yaitu mitsaqan ghalidha (sebagai pasangan yang kokoh), zawaj (berpasangan), mu'asyarah bil maruf (memperlakukan pasangan secara bermartabat), musyawarah (apapun yang terjadi harus dilaksanakan secara bermusyawarah dengan pasangan), dan taradhin (Saling Ridha)," papar Masmin dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).
Kedua, psikologi keluarga. Para catin diajarkan tentang pentingnya tiga komponen dalam berumah tangga, yaitu komitmen, kedekatan emosi, dan gairah. Untuk menjaga kedekatan emosi, catin diminta saling menjaga keterbukaan, saling memahami, tidak terjebak pada sikap menuntut, serta mengedepankan prinsip tabadul atau ketersalingan.
Catin juga diberi penjelasan tentang sejumlah sikap yang dapat menghancurkan hubungan, antara lain sikap suka menyalahkan, membenci dan merendahkan, membela diri dan mencari alasan, serta mendiamkan dan abai.
Ketiga, kesehatan reproduksi. Hal yang tidak kalah penting dalam proses bimbingan perkawinan adalah diskusi tentang kesehatan reproduksi. Para catin diajak berbagi pengetahuan tentang kesehatan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terhindar dari penyakit.
"Pada sesi ini, catin belajar tentang keluarga berencana, termasuk juga beragam jenis alat KB," ujarnya.
Menurut Masmin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sangat memperhatikan penguatan keluarga maslahat. Pasalnya, keluarga merupakan fondasi penting dan elemen utama pembangunan masyarakat dan bangsa.
"Untuk membangun keluarga, diperlukan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Hal itu tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah namun perlu bekerja sama dengan berbagai stakeholder di masyarakat," terangnya.
Oleh karena itu, program GKMNU akan dilakukan secara sistematis, komprehensif, dan berkelanjutan. Ia berharap program ini dapat berkontribusi optimal dalam membentuk keluarga bahagia, sakinah, mawaddah, warahmah.
(akn/ega)