Penurunan angka stunting penting untuk menyiapkan generasi emas bangsa pada masa depan. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai unsur masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun bekerja keras menurunkan angka stunting dengan target di bawah lima persen, atau setara dengan level stunting di negara-negara maju dunia.
Oleh karena itu, sejak dilantik menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pada 17 Oktober 2022 lalu, Heru Budi Hartanto terus gencar mengatasi stunting. Ia menyebut, sinergi menjadi kunci untuk menangani permasalahan ini.
"Pemprov DKI Jakarta terus mencari anak-anak yang terkena stunting. Kita terus berikan intervensi agar bisa lulus stunting. Salah satunya, seminggu dua kali kita intervensi dengan memberikan makanan yang bergizi dan susu. Kita akan segera menyelesaikannya," ujar Heru saat menyaksikan pemberian makanan untuk balita di Puskesmas Pembantu Pekojan 1, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, Pemprov DKI berhasil menurunkan angka stunting, yaitu dari total kasus stunting di seluruh wilayah Jakarta yang berjumlah 22.000 kasus, 9.000 kasus di antaranya sudah dituntaskan. Sementara, untuk angka rawan gizi, Pemprov DKI sudah menurunkan sebanyak 10.000 kasus. "Untuk angka rawan gizi, berjumlah 23.000 kasus, dan yang sudah selesai hingga saat ini ada sebanyak 13.000 kasus," jelas Heru.
Ragam Upaya Pemprov DKI Turunkan Angka Stunting
Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi dan berkoordinasi dengan stakeholder dalam menjalankan program Jakarta Beraksi (Bergerak Atasi Stunting) untuk mempercepat penurunan stunting. "Program Jakarta Beraksi ini bertujuan mencegah stunting pada anak dan berfokus pada pendampingan di seribu hari pertama kehidupan. Melalui pemberian makanan bergizi dengan menu seimbang, program Jakarta Beraksi serentak dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta," terang Heru.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun terus menjalankan program Percepatan Penurunan Stunting. Program ini dijalankan lewat integrasi data serta kerja sama multisektor, seperti kesehatan, gizi, sanitasi, pendidikan, dan ekonomi.
"Kerja sama ini memastikan pendekatan yang terkoordinasi dan efektif dalam mengatasi masalah stunting. Tujuan program ini secara signifikan mengurangi tingkat stunting pada anak-anak yang akan berdampak positif pada kesehatan, pendidikan, dan perkembangan mereka secara keseluruhan," ungkap Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati.
Lebih lanjut, Ani memaparkan sejumlah langkah strategis yang dilakukan melalui program tersebut. Pertama, dengan identifikasi sasaran untuk mencari anak-anak yang berisiko mengalami stunting.
Kedua, anak-anak yang teridentifikasi berisiko stunting akan menerima intervensi gizi yang tepat. Ini termasuk penyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT), suplemen gizi, serta pengawasan dari tenaga kesehatan terlatih.
Ketiga, program ini juga dapat melibatkan intervensi kesehatan lainnya, seperti imunisasi, pengobatan penyakit infeksi, dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu hamil. Keempat, intervensi pendidikan dan psikologi untuk memberikan dukungan pendidikan kepada orang tua dan keluarga mengenai gizi, perawatan anak, serta perkembangan anak.
Program ini juga mencakup stimulasi dan pengembangan anak secara psikososial guna mendorong perkembangan kognitif serta emosional yang sehat.
"Pada intinya, program ini dilakukan dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai sektor dan tingkat, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat, dengan tujuan utama mengurangi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak," papar Ani.
Selain melakukan intervensi, Ani mengatakan, pihaknya juga mengadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan, guru, dan fasilitator lainnya yang terlibat dalam program tersebut. "Hal ini sangat penting untuk memastikan pemberian layanan yang berkualitas," pungkasnya.
Tak hanya itu, inovasi dengan memanfaatkan teknologi digital terus dilakukan pula. Pemprov DKI Jakarta mengembangkan situs penanganan stunting, yakni stunting.jakarta.go.id, untuk mempermudah pelaksanaan berbagai program.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, tahapan untuk memberantas stunting sejatinya dimulai dari penimbangan seluruh balita. "Itu banyak sekali daerah yang belum nimbang semua. DKI Jakarta paling komitmen dan paling siap untuk bisa timbang semua," ungkapnya.
Setelah semua balita ditimbang, akan muncul kategori anak sesuai berat badannya. Pada tahap ini, dapat dilakukan intervensi segera, agar anak yang tergolong rawan gizi dapat tumbuh sehat dan terbebas dari stunting.
Selain itu, transparansi data juga perlu dilakukan, supaya cepat diketahui akar masalah dan ditemukan solusinya. "Keterbukaan terhadap data, keberanian menerima kenyataan datanya seperti itu penting, dan DKI yang paling berani. Jadi, mereka buka semua datanya, kenyataannya, jadi ketemu stunting, kemudian juga di-update (data) stunting-nya," beber Menkes Budi.
Kementerian Kesehatan juga meluncurkan program Gerakan Anak Sehat yang melibatkan semua komponen masyarakat, untuk bersama-sama memastikan balita yang rawan gizi mendapat protein hewani yang cukup. Asupan tersebut benar-benar dipantau sampai masuk ke mulut balita.
"Itu yang sedang berusaha kita bangun bersama Pemprov DKI Jakarta. Kalau ini sukses, akan menjadi model untuk bisa direplikasi di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia," tandas Menkes Budi.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI pada 2022, prevalensi balita stunting di Jakarta sebesar 14,8 persen, lebih rendah daripada angka stunting nasional (21,6 persen). Berdasarkan data tersebut, DKI Jakarta mampu memangkas prevalensi balita stunting sebesar 2 persen dari tahun 2021 yang mencapai 16,8 persen.
Selain itu, angka stunting di Jakarta berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen. Data ini mengindikasikan bahwa stunting di DKI Jakarta masih tergolong rendah, kendati tak boleh diabaikan.
Simak juga 'Dear Ibu, Efek Stunting Berimbas Kurangnya Tinggi Badan Anak':