CT ARSA Foundation menandatangani MoU dengan Pemprov Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk pembangunan rumah sakit untuk kaum duafa atau kaum miskin. Tujuan membangun RS ini ialah untuk membantu warga miskin di Sulteng.
Chairman sekaligus Founder CT Corp, Chairul Tanjung (CT), menjelaskan bahwa kerja sama antara CT ARSA dan Pemprov Sulteng bukanlah yang pertama. CT ARSA dan Pemprov Sulteng sudah lama menjalin kerja sama. Salah satunya terkait kepemilikan saham di Bank Sulteng.
CT pun menegaskan bahwa sejak awal kerja sama ini dimaksudkan untuk kemaslahatan masyarakat Sulteng. Oleh karena itu, dana CSR dari keuntungan Bank Sulteng pun harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Sulteng.
"Dana CSR Bank Sulteng harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat Sulteng," kata Chairul Tanjung di Menara Bank Mega, Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2023).
CT pun berharap groundbreaking RS untuk duafa itu bisa dilakukan akhir tahun ini. Dengan demikian, nantinya RS sudah bisa dibuka tahun depan.
"Insyaallah jika memungkinkan kita bisa groundbreaking akhir tahun ini. Dan insyaallah rumah sakit ini bisa dibuka tahun depan," katanya.
Sementara itu, Ketua CT ARSA Foundation Anita Ratnasari Tanjung menjelaskan soal komitmen CT Arsa dalam pengentasan kemiskinan. Jika tadinya CT Arsa dikenal dengan fokusnya di dunia pendidikan, kini CT Arsa juga fokus di dunia kesehatan.
"Kita melebarkan sayap juga. Awalnya kita kan memprioritaskan untuk pendidikan. Sekarang kita juga untuk kesehatan," ungkapnya.
Terkait dengan kerja sama ini, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura berterima kasih banyak kepada CT Arsa. Ia berharap bantuan ini bisa menjadi motivasi untuk terus berbuat baik.
"Moga-moga dengan bantuan ini kita bisa termotivasi. Kami atas nama masyarakat Sulteng berterima kasih atas bantuan bapak-ibu sekalian. Lebih lebihnya kepada Bapak CT dan Ibu Anita," tuturnya.
Komisaris Utama Bank Mega M Nuh yang juga mewakili CT ARSA menjelaskan bahwa RS ini bakal dibangun di tanah seluas 18.500 m2. Rencananya, konsep RS juga dimaksudkan untuk membantu orang miskin yang sedang sakit, seperti misalnya memberikan bekal sembako usai berobat.
"Kaum duafa biasanya dibentak-bentak. Semoga usaha ini untuk memuliakan kaum duafa. Kalau bisa kaum duafa habis berobat pulang disangoni, dikasih sembako. Setidaknya dua tiga hari bisa bertahan selama recovery," tuturnya.
Simak juga 'Chairul Tanjung Sapa SMA CT ARSA Sukoharjo':
(rdp/dhn)