Seorang Ibu bernama Desi Reina Astrid dari Desa Boyou, Kecamatan Luwuk Utara, Kabupaten Banggai, merasa sangat terbantu dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk pengobatan sang anak yang menderita kelainan jantung. Ia kerap kali menggunakan kepesertaan Program JKN untuk pengobatan dirinya beserta keluarga.
"Yang terakhir saya rasakan terakhir saya bawa anak saya untuk melakukan pemeriksaan karena anak saya menderita kelainan jantung bawaan dari lahir. Waktu itu saya operasi pertama dia masih pake umum, namun setelah 2014 sudah masuk menjadi tanggungan BPJS Kesehatan," ujar Desi dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/9/2023).
Karena penyakit yang dialami sang anak, Desi harus rutin memeriksa kesehatan jantung anaknya. Ia pun merasa bersyukur dan lebih tenang karena hal itu sudah dijamin oleh Program JKN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah operasi, saya harus rutin kontrol anak saya, tapi beberapa waktu ini dia sering drop. Waktu itu, terakhir 2021 Desember sampai 2023, dia drop dan saya bawa ke RSUD Luwuk. Pelayanannya bagus juga, itu pakai kelas dua. Waktu terakhir anak saya drop, saya bawa ke Klinik Nur Medika. Di sana mereka menyarankan untuk dirujuk saja," jelasnya.
Lalu, Desi menanyakan bagaimana proses agar sang anak bisa dirujuk. Setelah dokter menjelaskan prosesnya, Desi pun langsung mengurus surat rujukan tersebut agar sang anak ditangani dengan maksimal.
"Prosesnya sebenarnya cepat bagus tidak ada masalah. Saya juga merasa terbantu sekali dengan adanya Program JKN ini, apalagi untuk anak saya. Saya pikir kalau untuk jantung kalau saya tidak pakai Program JKN pasti biayanya lebih mahal," ungkapnya.
Selain itu, Desi juga merasakan peningkatan mutu layanan yang semakin baik, termasuk kemudahan layanan antrean online yang dianggapnya menjadi salah satu model pelayanan terbaik di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Sampai di sana, setelah diperiksa rujukan dan ketemu dokter jantung, anak saya langsung ditangani. Saat ini, menurut saya pelayanannya sangat bagus, antreannya tidak seperti dulu," ucapnya.
Ia pun berbagi pengalamannya dulu, di mana ia bisa mengantre sampai subuh. Pelayanannya sekarang sudah cepat dan semua serba online, sehingga lebih mudah.
Selepas sang anak menjalani perawatan selama 28 hari, Desi mengatakan seluruh pembiayaan dijamin oleh Program JKN. Mulai dari biaya perawatan hingga obat-obatan dijamin penuh oleh program ini, sehingga ia tidak pun mengeluarkan uang penyembuhan sang anak.
"Sampai sekarang anak saya masih di sini. Saya kemarin terakhir balik ke sini tanggal 28 Juli. Nah, ini nanti ada pantauan juga dari dokter disana sambil kita kasih liat perkembangan setelah minum obat ini tetap akan minum obat terus sampai balik lagi," katanya.
Menurutnya, Program JKN sudah sangat membantu dan memudahkan anaknya mendapatkan pengobatan hingga kondisinya semakin baik. Untuk itu, Desi sangat mengharapkan kelanjutan program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan ini, agar bisa memberi manfaat ke masyarakat luas.
Sebagai informasi, Program JKN di Indonesia telah menjadi landasan utama dalam penyediaan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Program yang dibentuk pada tahun 2014 ini membawa dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan kesetaraan dalam pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Simak juga Video '40 Saksi Diperiksa soal Dugaan Korupsi Jasa JKN RSUD Syekh Yusuf':