Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan civitas academica atau komunitas akademika berperan penting dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia. Perannya bukan hanya mengedukasi masyarakat untuk menjadi peserta, tetapi juga mengawasi pelaksanaan program agar tetap efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Ghufron dalam orasi ilmiahnya, di Universitas Jember, Jawa Timur, Sabtu (9/9) kemarin.
"Civitas Academica berperan sebagai inisiator, educator, motivator, dan role model dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya di daerah terpencil dan sulit dijangkau untuk menjaga pola hidup sehat dan menjadi peserta JKN. Selain itu, juga berperan penting dalam pengawasan Program JKN agar perjalanannya tetap efektif, efisien, dan tepat sasaran," jelas Ghufron dalam keterangan tertulis, Minggu (10/9/2023).
Karena itu, BPJS Kesehatan mengundang seluruh civitas academica untuk mengakses sampel data yang telah disediakan terkait pemanfaatan Program JKN. Ia ingin seluruh akademisi dapat melakukan penelitian terkait jaminan kesehatan di Indonesia sehingga hasil yang diperoleh dapat dimanfaatkan BPJS Kesehatan dalam melakukan peningkatan kualitas layanan penyelenggaraan Program JKN.
"BPJS Kesehatan ini punya banyak kelolaan data, ada sampel data yang berjumlah sekitar 50 miliar row data yang siap diolah. Data sampel tersebut kini sudah dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan hingga kementerian," kata Ghufron.
"Harapannya dengan adanya penelitian tersebut, BPJS Kesehatan mendapatkan masukan dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan sehingga penyelenggaraan Program JKN kian optimal,"sambung Ghufron.
Ghufron menambahkan saat ini, BPJS Kesehatan juga berfokus pada transformasi mutu layanan. Upaya ini diharapkan membawa manfaat besar bagi peserta JKN agar dapat mengakses layanan dengan mudah, cepat, dan setara.
"Transformasi mutu layanan kami lakukan agar peserta JKN dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah, mendapatkan pelayanan terbaik dalam pelayanan medis, tindakan medis maupun pelayanan obat, dan respon pelayanan informasi dengan cepat, serta tidak terdapat perbedaan pelayanan di fasilitas kesehatan," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna mengapresiasi program JKN yang selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada peserta JKN. Menurutnya, mahasiswa juga berperan dalam memantau jalannya Program JKN tepat sasaran.
Iwan menambahkan, mengenai masalah Universal Health Coverage (UHC) hal itu tidak hanya berkaca dari sisi supply, baik pembiayaan, provider, regulasi, dan sebagainya.
"Tak hanya itu, ada sisi demand yaitu misalnya dari segi kualitas kepesertaan. Peserta yang baik adalah peserta yang mendukung prinsip gotong royong, karena pada dasarnya semakin banyak masyarakat yang mendaftarkan diri maka cakupan jaminannya juga akan semakin luas," jelas Iwan.
Lebih lanjut, mengenai sample data BPJS Kesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian oleh para akademisi, Iwan menyampaikan data BPJS merupakan data yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai data sekunder.
"Kegiatan ini menjadi bentuk sosialisasi bagi civitas academica, khususnya bagi peneliti, agar bisa memanfaatkan data yang telah tersedia dari BPJS Kesehatan. Ke depannya, Universitas Jember akan terus menyelenggarakan dan mendukung program-program yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan masyarakat," terangnya.
Pada kesempatan tersebut, salah seorang wisudawan Universitas Jember, David turut mengatakan paparan yang diberikan Ghufron Mukti memberikan kesan positif bagi seluruh civitas academica. Menurutnya hal tersebut membuat dirinya lebih memahami peran BPJS Kesehatan dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Beberapa hal saya pikir bahwa cakupan kepesertaan JKN ini sangat luar biasa. Bisa dibayangkan jika seluruh masyarakat Indonesia telah terjamin kesehatannya, dan membayarkan iuran secara rutin. Tentu sangat luar biasa juga pelayanan kesehatan yang bisa diberikan kepada peserta JKN," pungkasnya.
(prf/ega)