Sutarno (74) pria asal Madiun, Jawa Timur, merupakan salah seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang memanfaatkan program ini untuk menjalani operasi penyakit katarak. Penyakit ini sempat membuat penglihatannya terhalang, namun ia tak mencemaskan masalah biaya karena menggunakan JKN.
"Awalnya kalau untuk melihat itu pandangannya kabur, lama-lama terganggu juga karena ketika ada cahaya rasanya itu seperti ada lingkaran di sekeliling objek yang saya lihat. Tapi ya saya tidak memiliki pikiran kalau ternyata ini yang namanya katarak," ungkap Sutarno dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).
"Tiga bulan lalu akhirnya saya menjalani operasi katarak tersebut. Hal yang saya syukuri adalah jauh sebelum ada keputusan untuk harus dilakukan tindakan tersebut, saya sudah memiliki jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, sehingga saya tidak lagi cemas untuk memikirkan masalah biaya. Saya fokus untuk mempersiapkan diri untuk menjalani operasi tersebut," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cara Scaling Gigi Pakai BPJS Kesehatan |
Sutarno mengungkapkan dirinya merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Setiap bulannya, ia membayar iuran Program JKN untuk memastikan kepesertaan Program JKN dalam status aktif dan dapat digunakan setiap saat dibutuhkan.
Meskipun Sutarno tidak pernah menggunakan Program JKN untuk mengakses layanan kesehatan, ia tidak merasa rugi ketika harus membayar iuran setiap bulannya.
"Tidak ada yang sia-sia, saya bisa membantu peserta JKN yang lebih membutuhkan pelayanan kesehatan. Saat saya membutuhkan biaya mulai dari pengobatan ke dokter mata hingga tindakan operasi katarak juga pada akhirnya saya dibantu dari iuran peserta JKN yang lain. Itu yang dinamakan gotong royong," paparnya.
Sutarno pun menceritakan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Menurutnya, urusan administrasi baik pada saat pemeriksaan maupun tindakan operasi di rumah sakit, alur, dan prosedurnya cukup jelas dan mudah.
Ia tidak mengalami kendala dan kesulitan. Sebab semua petugas memberikan informasi yang sangat jelas dan ramah.
"Untuk melayani lansia seperti saya ini, petugas fasilitas kesehatan sangat sabar dan ramah, sehingga juga mudah dipahami penjelasannya. Semoga pelayanan seperti itu bisa dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga peserta JKN secara keseluruhan merasakan kepuasan dalam memanfaatkan Program JKN," ujarnya.
Ia pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam penyelenggaraan Program JKN. Dirinya menilai, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara jaminan kesehatan telah memberikan yang terbaik dalam mewujudkan masyarakat yang sehat.
Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan juga disebutnya telah memberikan pelayanan prima, sehingga peserta JKN merasakan kepuasan dalam mengakses layanan kesehatan.
"Pesan saya bagi masyarakat yang belum menjadi peserta JKN, segera mendaftarkan diri dan keluarganya. Sakit tidak pernah mengenal waktu, dan usia. Kita harus sedia payung sebelum hujan," pungkasnya.
Sebagai informasi, katarak adalah penyakit yang membuat lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya katarak berkembang perlahan sehingga tidak terasa terganggu di awal.
Penyebab katarak yang paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel.
Jika kondisi tersebut tidak terlalu mengganggu, penderita katarak mungkin hanya diberikan rekomendasi untuk mengenakan kacamata. Akan tetapi jika katarak menyebabkan penglihatan semakin memburuk dan sulit menjalani aktivitas sehari-hari, prosedur yang dilakukan adalah operasi seperti yang dialami oleh Sutarno.
(prf/ega)