Salah seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Desa Dawan Kaler, Klungkung, Ni Nengah Srianti (40) mengalami penyakit yang disebut Soft Tissue Tumor (STT). STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker.
STT merupakan suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru. Penyakit tersebut tumbuh di kedua tangannya dan menimbulkan rasa sakit sehingga ia segera memeriksakan dirinya ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar.
"Benjolan ini membuat tangan saya sakit dan sangat mengganggu ketika beraktifitas, kemudian saya berobat ke Puskesmas Dawan 1, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak dapat ditangani di Puskesmas, saya kemudian dirujuk ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut," cerita ibu dua anak ini, dalam keterangan tertulis, Minggu (27/8/2023).
Berbekal kartu kepesertaan JKN yang ia miliki, Sri kemudian menjalani pemeriksaan yang lebih jelas. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter menemukan benjolan di kedua tangannya dan mengatakan bahwa benjolan tersebut harus diangkat melalui operasi.
Setelah berbicara dengan keluarganya, ia pun memutuskan untuk mengikuti saran dokter. Akhirnya, Sri menjalani operasi untuk mengangkat benjolan di tangannya.
"Syukur operasinya berjalan dengan lancar, ketika bangun dari efek bius total selama setengah hari akhirnya saya diberitahukan oleh dokter bahwa operasi telah selesai dan saya ditunjukkan hasil operasinya. Saya merasa sangat lega," ungkapnya.
Setelah dipastikan kondisi kesehatan Sri sudah membaik, akhirnya dirinya diperbolehkan pulang oleh dokter. Ia sempat menyiapkan uang untuk berjaga-jaga seandainya ia dimintai pembayaran atas tindakan operasi yang ia jalani.
Tak disangka, ternyata semua pembiayaan telah dijamin oleh Program JKN. Sri pun merasakan pelayanan yang sangat baik dari awal ia masuk rumah sakit hingga kembali pulang ke rumah.
"Saya mendapatkan pelayanan yang sangat mudah dan cepat, cukup membawa kartu JKN saja dan tidak perlu menunggu waktu lama saya sudah bisa menjalani perawatan yang sangat baik dan sama sekali tidak ada perbedaan dengan pasien lainnya," ungkap Sri.
Terdaftar di kelas 2, dirinya memperoleh hak tersebut dari tempatnya bekerja di salah satu perusahaan di Kabupaten Klungkung. Begitu juga suaminya juga berstatus sebagai peserta karena menjadi salah satu pekerja BUMN.
Sri juga pernah menggunakan JKN untuk menanggung biaya pengobatan ketika ia mengalami kecelakaan, begitu juga suaminya yang sempat menjalani rawat inap yang dijamin oleh program JKN. Bisa dibilang, ia cukup berpengalaman dalam mengakses layanan kesehatan menggunakan JKN.
"Dari awal saya tidak ragu dengan adanya program JKN karena saya telah diinformasikan prosedur yang berlaku dan berdasarkan penjelasan dari faskes tempat saya terdaftar sehingga sampai saat operasi kemarin, saya merasakan tenang dan nyaman tanpa takut akan mengalami masalah layanan," tegasnya.
Selain itu, Sri juga memiliki kenangan saat merawat iparnya yang telah almarhum karena mengidap kanker. Saat itu Sri yang sering mengantar untuk menjalani pengobatan menggunakan JKN, ia meyakini jika biaya yang dijamin oleh program JKN untuk keluarganya lebih dari ratusan juta. Oleh sebab itu, Sri sangat berharap program ini dapat berkesinambungan agar masyarakat yang terkendala biaya pengobatan dapat menikmati pelayanan kesehatan yang mudah cepat dan setara.
"Kami berharap BPJS Kesehatan dapat melanjutkan penyelenggaraan program JKN, kondisi saat ini sudah sangat baik, karena semakin hari prosedur pelayanannya juga semakin mudah, kami juga berharap masyarakat dapat mendukung program JKN ini sepenuhnya melalui menuntaskan kewajiban sebagai peserta JKN, jangan hanya menunggu sakit," pungkasnya.
(ega/ega)