Pemerintah Kabupaten Lebak merespons pembongkaran paksa perlintasan kereta api di Jl Hardiwinangun-Tirtayasa, Rangkasbitung, Lebak, Banten, yang dilakukan warga. Pemkab Lebak akan segera evaluasi dan kembali merencanakan penutupan permanen.
Asisten Daerah (ASDA) II Pemkab Lebak Ajis Suhendi mengatakan, penutupan perlintasan kereta merupakan satu bagian dari rencana pembangunan Stasiun Rangkasbitung. Perlintasan kereta sengaja ditutup untuk pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO).
"Apakah akan dipasang kembali dengan bahan yang sama atau langsung dilakukan pembangunan dengan konstruksi permanen bersamaan dengan main area stasiun dan JPO, kami masih menunggu updatenya," kata Ajis kepada detikcom dikonfirmasi, Kamis (8/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ajis menjelaskan pembangunan JPO dan Stasiun Rangkasbitung bukan dilakukan oleh Pemkab Lebak. Sehingga rencana penutupan kembali pada perlintasan kereta akan dibahas bersama dengan pihak terkait.
"Dari Kementerian Perhubungan, Balai Teknik Perkeretaapian, itu untuk project pembangunan stasiun termasuk JPO. Bahwa kebijakan ini sudah kami sepakati bersama. Kita support balai, Kementerian Perhubungan dan PT KAI karena kita juga berkepentingan karena stasiun ini ada di lokasi yang juga perlu kita tata, integrasi kolektivitas dengan area pasar dan Terminal Kalijaga. Soal yang dibongkar itu masih menunggu karena memang projectnya bukan di Pemda Lebak," jelasnya.
Ajis menjelaskan alasan perlintasan ditutup untuk menekan risiko kecelakaan selama proses pembangunan JPO dan stasiun. Rencana ini sudah ada dari tahun 2022 dan diklaim sudah dilakukan sosialisasi.
Bahkan Pemkab Lebak membuka akses Jl Sunan Kalijaga yang semula hanya satu arah menjadi dua arah untuk memudahkan warga ke pasar dan stasiun. Pemkab menilai warga hanya belum terbiasa dengan penutupan perlintasan kereta.
"Soal penutupan kita bersepakat Pemda Lebak, Kementerian Perhubungan, PT KAI, dengan mempertimbangkan yang utamanya keselamatan lalu lintas orang, kendaraan termasuk keselamatan kerja pada saat pembangunan. Kita nggak mau ambil resiko makanya ditutup permanen," katanya.
"Proses pembangunan pasti ada yang terdampak tapi sudah kita siapkan walaupun memang belum maksimal dan perlu pembenahan di sana-sini," tambahnya.
Lebih lanjut, Pemkab Lebak juga akan melakukan evaluasi terhadap penutupan perlintasan kereta. Evaluasi ini diperlukan untuk menyusun kembali mitigasi risiko apabila perlintasan kembali ditutup permanen.
"Secara internal (Pemkab Lebak) kita akan melakukan evaluasi apabila nanti dilakukan penutupan kembali kita harus langsung siap juga dan tindaklanjutnya," katanya.
(idn/idn)