Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) meminta agar motif ibu diduga menyiramkan air panas ke bayinya yang berusia 4 bulan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, didalami. KPAD Kabupaten Bogor prihatin atas yang dialami bayi tersebut.
"Kita mesti mendalami motif dari si ibu ini, apakah memang ada hal-hal lain seperti dari stres, depresi, atau kekesalan segala macam, dengan suaminya atau apa sehingga yang menjadi korban itu anaknya," kata Sekretaris KPAD Kabupaten Bogor Erwin Suriyana saat dihubungi, Selasa (8/8/2023).
Erwin mengapresiasi langkah cepat polisi menangani perkara tersebut. Pihaknya berkoordinasi dengan dengan pihak RSUD untuk penanganan ke depan.
"Tetapi juga memang harus melihat kondisi psikologis si ibunya itu seperti apa. Sehingga melatarbelakangi adanya motif untuk menyiram pakai air panas. Kami dari KPAD berkoordinasi dengan RSUD Cileungsi seperti apa nanti penanganannya," sebutnya.
Erwin mengatakan ibu dari bayi tersebut harus di periksa secara psikologis. Apabila ada unsur pidananya, dia meminta agar ibu bayi tersebut diproses seusai dengan hukum.
"Kalau memang terjadi unsur pidana, ya saya menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku," tuturnya.
Kondisi Bayi
Sebelumnya, seorang ibu di Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga menyiram bayinya dengan air panas. Pihak rumah sakit menjelaskan kondisi terkini bayi berusia 4 bulan tersebut.
"Saat ini kondisi pasien stabil dan luka operasinya baik," kata Humas RSUD Cileungsi, Dian Dewi, saat dihubungi, Senin (7/8).
Dian mengatakan kondisi bayi sudah membaik secara signifikan dibanding pada awal dia datang. Dia menjelaskan awal mula sang bayi dirawat hingga saat ini.
"Jadi pasien datang ke RSUD tanggal 4 Agustus 10.46 WIB. Dilakukan observasi, perawatan luka dan pemberian antibiotik sebelum operasi," ujarnya.
"Kemudian operasi pengangkatan kulit yang mati pukul 10.30 WIB tanggal 5 Agustus, dan pasien akan direncanakan pulang tanggal 9 Agustus apabila kondisi tetap stabil dan nanti langsung rawat jalan," sambungnya.
(idn/idn)