Jambore Dunia di Korea Selatan dilanda panas ekstrem. Sejumlah negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris menarik para pramukanya tapi kontingen RI memilih untuk tetap bertahan.
Dilansir Channel News Asia, Minggu (6/8/2023), sekitar 43.000 orang mengikuti jambore di provinsi Jeolla Utara. Namun, gelombang panas yang ekstrem telah menyebabkan ratusan pramuka jatuh sakit. Kondisi itu memaksa Seoul untuk mengerahkan dokter militer, menawarkan bus ber-AC, dan berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan acara tersebut.
Kritik pun meningkat lantaran kondisi perkemahan yang dinilai mengerikan akibat cuaca ekstrem itu. Kamar mandi di area jambore disebut belum sempurna dengan sanitasi di bawah standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengungkapkan pemerintah telah melakukan inspeksi di tempat dan menemukan bahwa kondisinya tidak lagi separah yang diklaim. "Setelah berdiskusi dengan negara peserta, kami memutuskan untuk melanjutkan acara tanpa henti," ujarnya.
Politikus PD Minta Kontingen RI Dipulangkan
Politikus Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengadukan soal kondisi terkini kontingen RI dalam kegiatan Jambore Dunia di Korea Selatan memprihatinkan.
Dalam suratnya, Herzaky menyebutkan ada 17 kondisi memprihatinkan yang dialami anak-anak peserta Jambore. Herzaky juga merupakan salah satu dari wali murid peserta Jambore Dunia tersebut.
Herzaky mengatakan gelombang panas di negeri gingseng itu membahayakan bagi kesehatan dengan suhu mencapai 38-40 derajat celcius. Dia mengeluhkan tak sedikit fasilitas di sana yang jauh dari lokasi utama Jambore.
Herzaky berharap pemerintah RI dapat bergerak segera untuk memindahkan anak-anak peserta ke tempat yang lebih aman dan layak hingga hari kepulangan.
Kontingen RI Bertahan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo pun menyampaikan kondisi terkini kontingen Indonesia yang tengah mengikuti Jambore Dunia di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda Korea Selatan. Dito mengatakan kontingen Indonesia masih bertahan dan ingin tetap melanjutkan jambore.
"Kami sejak kemarin sudah berkoordinasi baik dari ketua kontingen di sana dan KBRI. Jadi memang bisa dikatakan secara penyelenggaraan tuan rumah dianggap kurang persiapan, namun terkait kontingen Indonesia menurut penelusuran kami sementara masih keadaan yang tangguh dan masih ingin melanjutkan jambore," kata Dito kepada detikcom.
Dito mengatakan pihaknya akan terus memantau ketat kondisi para kontingen Indonesia di Korea Selatan. Dito sudah meminta ketua kontingen untuk segera mengantisipasi bila ada keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
"Namun kami tetap memantau secara ketat terkait hal ini, kami sudah meminta ketua kontingen untuk segera antisipasi jika memang keadaan tidak memungkinkan agar tidak dilanjutkan," kata Dito.
"Tapi menurut laporan ketua kontingen, peserta Indonesia masih menunjukkan semangat dan jiwa survival yang tinggi, sementara kita menunggu perkembangan," imbuhnya.
RI siapkan rencana darurat. Baca halaman selanjutnya>>
Siapkan Rencana Darurat
Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka mengungkap kontingen Indonesia tetap bertahan mengikuti kegiatan Jambore Dunia di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda Korea Selatan. Kwarnas menyampaikan rencana darurat juga telah disiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini.
"Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia tetap bertahan di arena Jambore Pramuka Sedunia ke-25, di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda. Untuk itu, rencana darurat juga telah disiapkan," tulis keterangan pers tertulis Pusinfo Kwarnas.
Kwarnas menyebutkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korea Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan menyiapkan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi akibat cuaca panas ekstrem ini. Rencana darurat itu mulai dari penyediaan dua unit sekolah untuk tempat evakuasi hingga bantuan dari Kepolisian Korea Selatan untuk mengevakuasi.
"Namun, sampai saat ini belum ada rencana evakuasi. Kondisi 1.569 peserta dari Indonesia sudah dapat ditangani dengan baik. Beberapa yang sakit sudah dirawat dan telah kembali pulih," tulis Kwarnas.
Kondisi Kontingen RI
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkap kondisi kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan. Retno mengatakan kontingen Indonesia dalam kondisi baik-baik saja.
"Alhamdulillah mayoritas mereka hampir semuanya dalam kondisi baik-baik saja," kata Retno di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Retno mengungkapkan ada 1.500 delegasi Indonesia yang ikut serta dalam Jambore Dunia. KBRI di Seoul, kata dia, sudah beberapa kali memastikan kondisi mereka.
"Saya terus melakukan komunikasi dengan KBRI kita yang ada di Seoul dan tim KBRI juga beberapa kali mengunjungi tempat Jambore. Jadi delegasi kita menurut KBRI Seoul jumlahnya ada sekitar 1.500," ujarnya.
Retno mengatakan Indonesia belum berencana menarik kontingen yang dikirim ke Jambore Dunia seperti beberapa negara lainnya.
"Belum. Belum (ada rencana)," kata Retno.
Negara-negara Lain Juga Bertahan
Ketua kontingen Gerakan Pramuka Indonesia untuk Jambore Dunia ke-25 Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi mengatakan cuaca panas di Korea Selatan masih dalam batas aman. Yuniar menyebut pihaknya juga sudah mengunjungi beberapa unit di seluruh area perkemahan.
"Sampai saat ini kontingen Indonesia juga menganggap bahwa Jambore Dunia masih dalam batas aman untuk bisa diikuti dan hal ini kami sampaikan langsung dengan berkunjung ke unit-unit yang tersebar di seluruh area perkemahan," kata Yuniar dalam keterangannya, Minggu (6/8/2023).
Yuniar mengatakan negara yang mengirimkan peserta lebih dari 2.000 orang seperti Jerman, Swedia, Jepang dan Taiwan juga melakukan asesmen imbas cuaca panas di Korea Selatan. Hasil asesmen 4 negara itu juga memutuskan tetap bertahan mengikuti Jambore Dunia karena cuaca panas masih dalam batas aman.
"Kontingen besar yang mengirim peserta lebih dari 2.000, seperti Jerman, Swedia, Jepang, Taiwan, setelah melakukan asesmen di internal mereka, memutuskan bahwa Jambore Dunia masih dalam batas aman untuk bisa diikuti oleh kontingen mereka," kata Yuniar.