Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyampaikan kondisi terkini kontingen Indonesia yang tengah mengikuti Jambore Dunia di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda Korea Selatan. Dito mengatakan kontingen Indonesia masih bertahan dan ingin tetap melanjutkan jambore.
"Kami sejak kemarin sudah berkoordinasi baik dari ketua kontingen di sana dan KBRI. Jadi memang bisa dikatakan secara penyelenggaraan tuan rumah dianggap kurang persiapan, namun terkait kontingen Indonesia menurut penelusuran kami sementara masih keadaan yang tangguh dan masih ingin melanjutkan jambore," kata Dito kepada detikcom, Minggu (6/8/2023).
Dito mengatakan pihaknya akan terus memantau ketat kondisi para kontingen Indonesia di Korea Selatan. Dito sudah meminta ketua kontingen untuk segera mengantisipasi bila ada keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun kami tetap memantau secara ketat terkait hal ini, kami sudah meminta ketua kontingen untuk segera antisipasi jika memang keadaan tidak memungkinkan agar tidak dilanjutkan," kata Dito.
"Tapi menurut laporan ketua kontingen, peserta Indonesia masih menunjukkan semangat dan jiwa survival yang tinggi, sementara kita menunggu perkembangan," sambungnya.
Lebih lanjut, Dito menyebut pihaknya sejak kemarin terus berkoordinasi dengan ketua kontingen dan juga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan. Dia menyebut kontingen Indonesia masih bersemangat untuk melanjutkan Jambore Dunia di Korea Selatan.
"Kami sejak kemarin sudah berkoordinasi baik dari ketua kontingen di sana maupun dengan KBRI. Memang faktor cuaca dikabarkan jadi tantangan, mungkin juga tidak semua peserta terbiasa dengan cuaca seperti itu. Secara umum dilaporkan kontingen Indonesia masih bersemangat untuk melanjutkan jambore. Namun tentu kami tetap memantau secara ketat terkait hal ini dan meminta ketua kontingen untuk menyiapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan terhadap perkembangan yang ada," ungkap Dito.
Demokrat Surati Jokowi dan Menpora
Politikus Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Dito Ariotedjo mengadukan soal kondisi terkini kontingen RI dalam kegiatan Jambore Dunia di Korea Selatan memprihatinkan. Diketahui Korsel sedang dilanda panas ekstrem saat ini.
Dalam surat seperti dilihat, Minggu (6/8), Herzaky menyebutkan ada 17 kondisi memprihatinkan yang dialami anak-anak peserta Jambore. Herzaky juga merupakan salah satu dari wali murid peserta Jambore Dunia tersebut.
Herzaky mengatakan gelombang panas di negeri gingseng itu membahayakan bagi kesehatan dengan suhu mencapai 38-40 derajat celcius. Dia mengeluhkan tak sedikit fasilitas di sana yang jauh dari lokasi utama Jambore.
Herzaky berharap pemerintah RI dapat bergerak segera untuk memindahkan anak-anak peserta ke tempat yang lebih aman dan layak hingga hari kepulangan.
3 negara meninggalkan lokasi perkemahan Jambore. Negara apa saja? Baca halaman berikutnya>>
Simak Video 'Kontingen Pramuka AS, Inggris & Singapura Tinggalkan Perkemahan Jambore Korsel':
Kontingen AS, Inggris, dan Singapura Tinggalkan Jambore
Jambore Dunia di Korea Selatan dilanda panas ekstrem. Sejumlah negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris pun menarik para pramukanya.
Dilansir Channel News Asia, Minggu (6/8), sekitar 43.000 orang mengikuti jambore di provinsi Jeolla Utara. Namun, gelombang panas yang ekstrem telah menyebabkan ratusan pramuka jatuh sakit. Kondisi itu memaksa Seoul untuk mengerahkan dokter militer, menawarkan bus ber-AC, dan berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan acara tersebut.
Kritik pun meningkat lantaran kondisi perkemahan yang dinilai mengerikan akibat cuaca ekstrem itu. Kamar mandi di area jambore disebut belum sempurna dengan sanitasi di bawah standar.
Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa sekitar 1.500 pramuka dari negaranya akan pergi ke Camp Humphreys, garnisun Angkatan Darat Amerika Serikat di Pyeongtaek.
Sementara, Pramuka dari Inggris - kelompok terbesar sekitar 4.000 orang - mulai kembali ke Seoul pada hari Sabtu, dalam apa yang dikatakan para pejabat sebagai upaya untuk "mengurangi tekanan di lokasi".
Singapore Scout Association mengatakan dalam pembaruan pada hari Sabtu bahwa pramukanya akan dipindahkan dari lokasi jambore. Kontingen pertama-tama akan dipindahkan ke Pusat Pendidikan Daejeon di Kota Metropolitan Daejeon sebelum bergabung dengan Pramuka Inggris di Seoul.
"Keselamatan dan kesejahteraan remaja dan sukarelawan dewasa kami adalah yang paling penting," kata asosiasi tersebut, seraya menambahkan bahwa pihaknya berkonsultasi dengan pemangku kepentingan setempat sebelum membuat keputusan.