Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan bilateral meeting dengan Ketua Majelis Nasional Vietnam, Vuong Dinh Hue dalam rangka penandatanganan MoU Kerja Sama antarparlemen di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta hari ini.
Kerja sama ini bertujuan untuk menguatkan persahabatan kedua negara, khususnya dalam pertukaran informasi, konsultasi, pelatihan, peningkatan kapasitas serta pertukaran delegasi antarparlemen. Kedatangan Ketua Parlemen Vietnam ke Indonesia juga sekaligus untuk menghadiri Sidang Umum ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44.
"Dalam kesempatan ini, saya dan Bapak Vuong Dinh Hue menekankan arti penting kerja sama antara kedua negara, serta mendukung soliditas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, melalui dukungan diplomasi parlemen," kata Puan dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).
Puan menyampaikan hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam telah berlangsung sejak tahun 1955. Kerja sama ini pun telah menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat kedua negara. Bahkan pada tahun 2022, Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk mendorong peningkatan kemitraan strategis secara bilateral dalam berbagai aspek.
Oleh sebab itu, Puan berharap MoU kerja sama ini dapat memberikan dampak nyata dalam kemitraan strategis di berbagai bidang. Hal ini termasuk bidang perdagangan, investasi, energi bersih dan terbarukan, dan konektivitas kedua negara.
"Kedekatan Indonesia-Vietnam juga tampak dari persahabatan antara kedua bapak bangsa, yaitu Presiden Soekarno dengan Presiden Ho Chi Minh. Kedua kawan sehaluan tersebut memiliki visi dan misi yang sama untuk melawan kolonialisme dan imperialisme di muka bumi," ucapnya.
Puan pun optimistis kerja sama ini akan semakin memperkuat persahabatan antara DPR RI dan Majelis Nasional Vietnam.
"Hubungan Indonesia dan Vietnam sudah seperti saudara yang ada di ASEAN," tuturnya.
Pada kesempatan ini, Puan menyoroti soal volume perdagangan bilateral antara Indonesia-Vietnam yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022, volume perdagangan kedua negara mencapai USD 11 miliar.
"Saya mendukung target perdagangan bilateral yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar USD 15 miliar pada tahun 2028. Selain itu, peningkatan perdagangan kedua negara dapat diwujudkan salah satunya dengan mengatasi hambatan non-tarif bagi perdagangan bilateral," jelasnya.
Puan menambahkan, saat ini Indonesia-Vietnam juga tengah menjajaki kerja sama dalam bidang energi terbarukan. Ia pun berharap kedua negara dapat mengembakan kerja sama dalam bidang energi terbarukan dalam mengurangi penggunaan energi fosil.
"DPR RI dan Majelis Nasional Republik Vietnam dapat memastikan masing-masing negara menjamin pendanaan (financing) untuk mengakselerasi terwujudnya transisi energi terbarukan," sebutnya.
Sementara dalam bidang pariwisata, Puan mendorong perluasan akses penerbangan langsung antara Indonesia-Vietnam. Adapun saat ini, sudah ada penerbangan Ho Chi Minh ke Jakarta, dan Bali. Ke depan, kedua negara sedang mengusahakan untuk membuka akses penerbangan rute Jakarta-Hanoi.
"Saya mendukung upaya memperkuat konektivitas dan pengembangan sektor pariwisata kedua negara. Adanya penerbangan langsung saat ini akan juga akan mendorong lalu lintas turis kedua negara," ungkapnya.
Dalam pertemuan, keduanya juga membahas tindak lanjut dari Perjanjian Delimitasi Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Seperti dikehatui pada tahun 2022, Indonesia-Vietnam sepakat menyelesaikan Implementing Arrangement serta proses ratifikasi perjanjian.
Menurut Puan, perjanjian ZEE sangat penting bagi politik, keamanan, stabilitas dan perekonomian kedua negara. Cucu Sang Proklamator RI Bung Karno ini pun mendorong agar proses ratifikasi tersebut dapat dipercepat.
(prf/ega)