Terdakwa penganiayaan terhadap David Ozora, Shane Lukas, menangis saat teringat cita-citanya untuk menjadi taruna akademi militer (akmil) kandas. Shane menyebut cita-citanya itu harus kandas karena terseret kasus penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora.
Mulanya, Shane mengungkap sang ibunda meninggal dunia dua tahun silam. Shane mengaku sedih melihat kondisi ayahnya yang selalu merenung sepeninggal ibunya.
"Kebetulan saya baru kehilangan ibu saya dua tahun yang lalu, Pak. Saya melihatnya langsung di depan mata saya. Dia kelindas truk di situ saya melihat. Di situ saya melihat bapak saya merasa sedih gitu. Tiap malem bapak saya cuma bisa, ya gitulah merenung doang," kata Shane saat pemeriksaan terdakwa di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Jaksel, Kamis (3/8/2028).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shane mengatakan sejak saat itu berpikir mengangkat derajat orang tua. Dia mengatakan sempat mencari cara agar bisa kuliah tanpa harus mengeluarkan biaya.
"Saya ngeliat bapak saya, 'Gue harus bisa nih. Harus bisa nih untuk angkat nama orang tua.' Kan saya orang Batak kan Pak, saya harus bisa. Makanya, pada saat itu saya mau mencari cara. 'Gimana caranya gue kuliah, tapi nggak perlu pakai uang,'" tambahnya.
Kemudian, Shane mengatakan ingin mengikuti pendidikan akademi militer. Dia pun mengaku sudah sering berlatih membentuk fisik dan mental.
"Akhirnya, saya berusaha untuk ikut pendidikan akmil. Saya berlatih tiap pagi. Siang sore lari, push up untuk membentuk fisik saya dan mental saya biar siap," kata Shane.
Kemudian pada 20 Februari, tepat di hari penganiayaan David, Shane menyebut saat itu akan menyerahkan berkas untuk mengikuti pendidikan akademi militer. Namun, kata Shane, hal itu urung dilakukan karena kejadian penganiayaan terhadap David Ozora.
"Kemarin malam saya mau kirim berkas, cuma kejadian ini terjadi. Apa boleh buat Pak, saya cuma bisa berserah sama Tuhan," kata Shane.
"Cita-citamu jadi akmil?" tanya pengacara
"Iya Pak," jawab Shane.
Simak Video 'Sidang Tuntutan Shane Kasus Penganiayaan David Digelar Pekan Depan':
Dakwaan Shane
Jaksa mendakwa Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan alias Shane turut serta dalam penganiayaan berat berencana terhadap Cristalino David Ozora atau David. Shane didakwa bersama Mario Dandy Satriyo dan anak berinisial AG (15).
"Terdakwa Shane Lukas Rotua Pangondian beserta saksi Mario Dandy Satriyo dan anak AG selanjutnya disebut anak (penuntutan dilakukan secara terpisah) turut serta melakukan kejahatan penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu," ujar jaksa saat membacakan surat dakwaan di PN Jaksel, Selasa (6/6).
Shane disebut terlibat penganiayaan David karena ditelepon Mario Dandy dan diceritakan perihal hubungan AG dengan David. Mario Dandy saat itu meminta Shane mendampinginya.
Shane bertugas merekam ketika Mario Dandy menganiaya David. Shane pun menyanggupi permintaan Mario Dandy itu.
David kemudian mengalami koma akibat penganiayaan itu. David juga disebut mengalami amnesia akibat tendangan berulang kali ke kepalanya yang dilakukan Mario Dandy.