Alasan Ayah Korban Kabel Menjuntai Tolak Kompensasi Rp 2 M dari Bali Tower

Alasan Ayah Korban Kabel Menjuntai Tolak Kompensasi Rp 2 M dari Bali Tower

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 02 Agu 2023 21:23 WIB
Sultan Rifat Alfatih (20), mahasiswa Universitas Brawijaya korban terjerat kabel menjuntai di Jaksel.
Foto: Sultan Rif'at Alfatih (20), mahasiswa Universitas Brawijaya korban terjerat kabel menjuntai di Jaksel. (dok. Istimewa)
Jakarta -

Fatih, ayah dari Sultan Rif'at Alfatih (20), mengaku menolak pemberian Rp 2 miliar dari Bali Towerindo sebagai kompensasi usai putranya cedera akibat terjerat kabel fiber optik di Jakarta Selatan. Fatih mengungkap alasan ia menolak uang tersebut.

"Itu benar mereka memberikan kepada saya, tapi saya tolak. Ya tersinggung lah, anak masih sakit begini kok tiba-tiba dikasih uang," kata Fatih kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

"Maksud saya itu datang dulu, manajemennya baik-baik, kita duduk bicara data dan fakta, anak saya seperti apa, baru setelah itu kita ke depannya kondisi anak saya sebenarnya bagaimana, baru ngomong angka," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatih mengungkap kekecewaannya atas sikap pihak Bali Towerindo yang menurutnya tidak punya etika. Padahal, kondisi putranya masih sakit.

"Jangan datang-datang ujug-ujug begini, ngawur itu. Nggak ada etika orang anak saya masih sakit," cetusnya.

ADVERTISEMENT

"Ya sekarang anak kita masih sakit, dia langsung ngomong uang aja ke saya seolah-olah uang ini menyelesaikan semuanya. Tidak lah. Kita ini kan ingin anak kita sehat kembali ke normal intinya kan di situ," lanjutnya.

Tuntut Bali Towerindo Minta Maaf

Terpisah, kuasa hukum keluarga, Tegar Putuhena, mengatakan pihaknya menuntut pihak Bali Towerindo menyampaikan permintaan maaf secara terbuka terkait insiden yang menimpa Sultan Rif'at Alfatih.

"Akui kalau itu kesalahan dari Bali Tower secara terbuka. Kedua, dia minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-Sultan yang lain. Karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi terjadi lagi," ujarnya.

"Kalau kita bicara soal biaya pengobatan kompensasi dan lain sebagainya itu oke, tapi datang dengan cara baik-baik, bereskan dulu masalah yang paling prinsip," tambahnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Simak Video 'Ayah Ungkap Kondisi Korban Jeratan Kabel Fiber: Tenggorokannya Rontok':

[Gambas:Video 20detik]



Peristiwa Kabel Menjuntai Menjerat Sultan

Sudah tujuh bulan Sultan hidup tidak normal gara-gara kecelakaan akibat kabel utilitas melintang di Jl Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Peristiwa kecelakaan itu terjadi pada 5 Januari 2023. Dia, yang berkendara bersama teman-teman SMA-nya pukul 22.00 WIB, mengalami kecelakaan.

Kabel fiber optik yang menjuntai itu tersangkut mobil, kabel itu tertarik mobil dan memantul ke leher Sultan. Sultan seketika tak sadarkan diri. Tulang tenggorokan sultan putus. Saluran makan juga putus.

Tindakan medis dilakukan. Hingga saat ini, Sultan tidak bisa bicara serta tidak bisa makan dan minum secara normal. Paru-parunya terdampak. Dia tidak lagi bisa mengkonsumsi makanan secara normal. Berat badannya menjadi turun.

Ayah Sultan bernama Fatih FH mencoba meminta pertanggungjawaban dari pihak perusahaan pemilik kabel fiber optik yang menjuntai. 5 Juni 2023, Fatih mendatangi kantor perusahaan pemilik fiber optik itu di Jakarta Pusat. Namun upayanya tersendat gara-gara pihak perusahaan tak lagi bisa dihubungi. Keuangan keluarga terganggu karena biaya pengobatan untuk Sultan yang mahal.

"Harapan saya sih yang pasti anak saya bisa sembuh total dengan cara apa pun. Tetapi yang realistis sekarang adalah bantuan dan pertanggungjawaban pihak perusahaan, karena selain itu sekarang ini saya mencoba menjual rumah saya untuk biaya pengobatan anak saya, sudah tidak ada pilihan," tutur Fatih ayah Sultan, Rabu (26/7).

Halaman 3 dari 2
(wnv/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads