Orang tua (ortu) Bripda ID mengaku kecewa atas pernyataan Polda Jawa Barat yang menyebut Bripda ID tewas tertembak karena unsur kelalaian Bripda IM. Ortu Bripda ID meminta pernyataan itu dicabut.
"Saya sudah komunikasi dengan keluarga, bahwa beliau menyampaikan kekecewaannya terhadap pernyataan dari Dirkrimum Polda Jabar (Kombes Surawan, red) yang mengatakan karena unsur-unsur kelalaian," kata kuasa hukum keluarga Bripda ID, Jajang, kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).
Dia mengatakan bapak dan ibu Bripda ID terpukul setelah mendengar pernyataan tersebut. Ayah dan ibu Bripda ID sempat hadir ke Polres Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Klien kami sampai sulit tidur tadi malam dengan pernyataan tersebut. Klien kami meminta agar pernyataan tersebut dicabut. Klien kami sangat terpukul dan tersudutkan," tambahnya.
Tim kuasa hukum juga meyakini ada unsur kesengajaan dan perencanaan dalam kasus tewasnya Bripda ID oleh Bripda IM. Selain menyoroti soal keberadaan senpi, dia menyebut Bripda IM sempat menelepon Bripda ID.
"Kami tegaskan, kami tetap bersikukuh karena unsur kesengajaan dan perencanaan, karena sudah sangat jelas melalui gelar kemarin ada yang tidak bisa dibantah bahwa nyata adanya senpi tersebut sudah disiapkan dan dalam keadaan siap tembak, kemudian pelaku IMS yang meminta korban IDF melalui telepon milik saksi AN dengan nada kasar 'sini kau'," kata Jajang.
Dia mengatakan pihak keluarga menahan diri tak langsung mengungkapkan hal tersebut di Polres Bogor kemarin. Dia mengatakan situasi saat itu tidak kondusif.
"Baik, memang ada beberapa fakta yang bisa diterima terkait CCTV-nya, tapi itu tidak menggambarkan peristiwa seutuhnya," kata Jajang.
"Dan sebetulnya kami pihak keluarga dan kuasa hukum memang belum mau menyampaikan semua tadi malam, karena kondisi tidak kondusif," sambungnya.
Dugaan Kesengajaan Penembakan Bripda ID
Jajang kemudian menyampaikan beberapa poin yang membuatnya yakin ada unsur kesengajaan dan perencanaan dalam kasus tewasnya Bripda ID. Salah satunya, curhat Bripda ID kepada kekasihnya terkait intimidasi dari seniornya. Namun Jajang tidak merinci intimidasi yang dimaksud.
"Ada beberapa hal yang yang menjadi keyakinan kami bahwa ini karena unsur-unsur kesengajaan dan adanya unsur perencanaan. Pertama, dikuatkan dengan kondisi yang tidak kondusif dari awal tahun di lingkungan korban, adanya intimidasi dari seniornya itu melalui bukti curhatan almarhum Bripda IDF kepada pacarnya," terang Jajang.
Jajang juga mengungkap Bripda ID datang ke kamar yang menjadi lokasi penembakan karena diminta oleh Bripda IM. Keberadaan senpi, menurut Jajang, juga sudah disiapkan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.