Rute baru TransJakarta (TransJ) ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menjadi perbincangan publik. Namun, tarifnya masih tanda tanya.
Berikut sejumlah fakta terkini seputar tarif TransJ rute Bandara Soetta:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Diusulkan Tarif Rp 5.000
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) merekomendasikan besaran tarif layanan TransJakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 5.000. Pemprov DKI bakal membahas rekomendasi DTKJ bersama pihak terkait.
"Hari ini sudah terbit rekomendasi DTKJ. Yang diusulkan DTKJ itu Rp 5.000. Tentu ini akan kami bahas di tingkat provinsi setelah kami terima usulan dari DTKJ," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Fairmont Hotel, Selasa (1/8/2023).
Syafrin menyampaikan, tarif Rp 5.000 merupakan nilai yang didapat setelah adanya pemotongan subsidi tiket atau public service obligation (PSO). Apabila tak ada PSO, tarif yang dikenakan bisa Rp 12 ribu.
"Tentu ada subsidi. Tarif keekonomiannya Rp 12 ribu. Artinya, selisih itu diusulkan subsidi Pemprov DKI," jelasnya.
![]() |
2. Uji Coba Dilanjutkan
Syafrin menyampaikan uji coba layanan TransJakarta rute bandara masih dilanjutnya sambil menggodok besaran tarif. Yang berbeda dari sebelumnya, jam operasional layanan tersebut ditambah.
"Dari hasil evaluasi, kita sudah melakukan beberapa penyesuaian, seperti contoh operasionalnya jam semula 06.00-09.00 WIB jadi jam 05.30-09.05 WIB, sorenya 18.00-21.00 WIB berubah menjadi 16.30-21.05 WIB. Itu penyesuaian," terangnya.
"Karena dari sisi operasional hasil survei pelanggan itu menyampaikan masukan untuk bisa mengakomodir pola perjalanan mereka yang membutuhkan untuk bekerja di Bandara Soetta," sambung Syafrin.
Lihat juga Video 'TransJ Uji Coba Rute Kalideres-Bandara Soetta':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya
3. Tempat Koper
Anggota DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak, mengusulkan agar layanan bus TransJakarta ke Bandara Soetta dilengkapi tempat koper. Dinas Perhubungan DKI Jakarta bakal mengkaji usulan tersebut sambil mempelajari karakteristik penumpang.
"Memungkinkan, untuk hal itu sambil kita pelajari karakter penumpangnya," kata Syafrin.
Syafrin menjelaskan alasan pentingnya mempelajari karakteristik penumpang. Mengingat, layanan bus TransJakarta koridor SH 1 tak berhenti di terminal penumpang, melainkan hanya berhenti di Terminal Kargo 1, Terminal Kargo 2, serta Perkantoran Soekarno-Hatta.
"Jika itu ditambahkan, tentu itu penumpang yang mau ke terminal 1, 2, 3, tentu perlu effort ya. Nah ini tentu kita terus pelajari karakter penumpangnya," terangnya.
4. Penumpang TransJ Rute Soetta Mayoritas Karyawan
Di sisi lain, Syafrin menyebut saat ini penumpang koridor SH1 kebanyakan karyawan Bandara Soetta. Meski begitu, saat ini rasionya masih sangat dinamis.
"(Kebanyakan) karyawan. Belum ada (rasio) karena sekarang masih sangat dinamis. Kemarin saat awal operasional itu pas libur sekolah, banyak yang kemudian mereka untuk rekreasi pengen lihat pesawat. Jadi naik bus ada peningkatan tuh. Kemudian turun, naik lagi. Nah ini mulai karyawan," terangnya.
Sejauh ini, Pemprov DKI bak menggencarkan sosialisasi untuk meningkatkan jumlah penumpang harian. Sosialisasi, kata dia, dilakukan oleh PT Transportasi Jakarta hingga Angkasa Pura II.
"TransJakarta maupun di AP II. Jadi melakukan sosialisasi ini kami harapkan juga ada peningkatan ridership dari pekerja yang beraktivitas di kawasan Bandara Soekarno-Hatta," terangnya.
(isa/isa)