.webp)
Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Adrianus Satrio menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada kenaikan tarif TransJakarta (TransJ). Dia mengatakan DTKJ hanya diminta Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta untuk mengkaji kenaikan tarif.
"Untuk kenaikan belum ya, jadi DTKJ diminta untuk mengkaji kenaikan tarif sesuai tugas dan tanggung jawab DTKJ. Kami berikan kajiannya ke Dishub," kata Adrianus saat dihubungi, Rabu (30/4/2025).
Kajian kenaikan tarif, kata Adrianus, sudah dilakukan sejak kepemimpinan Anies Baswedan dan Heru Budi. Namun belum terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenernya sudah dari 2020 di era Anies dan 2023 di Pj Gubernur. Mungkin bisa tanya ke Pak Kadishub untuk kapan (kenaikan tarif diterapkan)," ujarnya.
"Sudah kami bersurat ke gubernur kala itu. Kami hanya mengkaji sesuai permintaan Dishub dan merekomendasikan kajian kami ke gubernur," sambungnya.
Dia mengungkapkan TransJakarta juga memiliki kajian sendiri terkait kenaikan tarif. Dia mengatakan TransJakarta mengusulkan kenaikan tarif menjadi Rp 5.000 pada jam sibuk.
"TransJ yang mengusulkan (Rp 5.000 pada jam sibuk). Jadi TransJ punya tim kajian sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan rencana kenaikan tarif ini sudah cukup lama dibahas. Dia pun berharap ada pembahasan lebih lanjut terkait hal ini.
"Seperti kita ketahui, tarif Jakarta tarif Rp 3.500 per penumpang ini berlaku sejak tahun 2005, 20 tahun yang lalu, dan rencana penyesuaian ini sudah cukup lama direncanakan," kata Syafrin di Balai Kota Jakarta, Selasa (29/4).
"Dan kami harapkan bahwa terkait tarif ini juga bisa kita detailkan pembahasannya untuk mendapatkan persetujuan tentu semua aspek yang berpengaruh," imbuhnya.
Simak Video: Testimoni ASN Pemprov Jakarta di Hari Pertama Wajib Naik Transum
