Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi upaya komunitas atau organisasi seni serta budaya Sangkakala Kawula Muda Indonesia (Sangkami) yang ikut membantu meredam potensi ketegangan di tahun politik. Menurutnya kontestasi pada tahun 2024 mendatang berisiko memicu ketegangan di tengah masyarakat.
Hal ini karena perbedaan pilihan parpol atau calon presiden dan wakil presiden. Bahkan ketegangannya mulai terasa di ranah media sosial yang mendominasi kalangan generasi milenial, generasi Z dan lainnya.
Karena itu, Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan butuh sentuhan seni dan budaya non politik agar rakyat dan para kandidat tersegarkan dan tercerahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai ketika saat Pemilu dilaksanakan, ketegangan akan berubah menjadi konflik. Ketika itu terjadi potensi perpecahan akan sangat mungkin terjadi dan itu sangat tidak sama-sama kita harapkan. Kita ingin pemilu berdampak baik untuk semua pihak, (baik) rakyat, partai, para kandidat, dan masa depan bangsa dan negara. Karena pemilu yang oleh pemerintah telah digelontorkan APBN tidak kurang dari Rp 60 triliun, tentu bukan untuk menjadi pembuat pilu," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (28/7/2023).
Hal tersebut ia sampaikan saat menerima kunjungan delegasi PB Sangkami, di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/7) kemarin.
Lebih lanjut HNW menjelaskan pendekatan seni dan budaya seperti pagelaran wayang kulit, wayang orang sampai wayang golek sudah dilakukan MPR periode sebelumnya sebagai metode penyampaian Sosialisasi Empat Pilar MPR.
"Tentu gagasan Sangkami ini,sebagai pengingat kami di MPR agar metode pendekatan menggunakan seni dan budaya kembali dimunculkan lagi. Dan tentu saja gagasan ini sangat menarik dan sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat, agar suasana apalagi saat tahun politik, menjadi adem dan harmoni, karena kita semua diingatkan kembali untuk menomorsatukan tujuan kemerdekaan Indonesia dan cita-cita reformasi dengan terus mementingkan keutuhan bangsa dan negara," imbuhnya.
HNW pun berharap pagelaran budaya ini akan membentuk kedamaian. Sekaligus pengingat kepada masyarakat pelaksanaan dan hasil Pemilu 2024 harus sesuai dengan aturan yang disepakati dalam konstitusi. Yakni terselenggara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
"Sentuhan seni dan budaya juga bisa berkontribusi besar untuk hadirnya pemilu yang aman, lancar tanpa konflik, dan sesuai dengan harapan dan cita-cita para pejuang bangsa," terangnya.
Sementara itu, Sangkami yang diwakili oleh Ketua Umumnya Garis Basuki mengungkapkan sebuah ide besar bersama MPR untuk membuat seni sandiwara, teatrikal dan lagu. Kesenian tersebut mengangkat tentang kebangsaan, serta bagaimana beratnya para pejuang bangsa memperjuangkan persatuan bangsa ini, sehingga berhasil meraih kemerdekaan.
"Pimpinan MPR termasuk Bapak HNW di situ bisa berperan sebagai tokoh pejuang bangsa. Kami mengambil momentum nuansa tahun politik 2024 bersama MPR, agar tujuan besar kami yakni kami menyampaikan pesan damai bisa tersampaikan dengan maksimal. Kontestasi politik, perbedaan pilihan, tidak semestinya membuat seluruh anak bangsa saling panas dan saling memanasi. Demokrasi harus kita bangun dengan ide dan gagasan yang akan membawa kita semua kepada cita-cita bersama, hadirnya cita-cita negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, sebagaimana disepakati dalam Pembukaan UUD 1945," tuturnya.
Dia pun menyebut alasan menggandeng MPR dalam sinergitas kegiatan seni dan budaya karena MPR merupakan rumah bagi masyarakat Indonesia. Seluruh Pimpinan MPR juga merepresentasikan seluruh kekuatan politik dan daerah.
Simak juga 'Puan: PKB Kerja Sama dengan Gerindra 11 Bulan, Tapi Politik Kan Dinamis':