Karena itu, HNW menilai hal tersebut harus diperhatikan. Pasalnya jika demokrasi tidak terkelola dengan baik, maka sulit untuk mewujudkan negara yang aman, maju, rakyat yang makmur dan juga sejahtera.
"Demokrasi di Indonesia, Alhamdulillah masih terjaga sekalipun dengan berbagai catatan kritisnya. Seperti soal kualitas demokrasi kita yang tidak hanya harus dijaga, tapi mesti dikoreksi dan ditingkatkan. Ini agar tidak hanya prosedural yang bisa menimbulkan apatisme atau ketidak percayaan rakyat terhadap demokrasi dan berakhir bisa membuat mereka bisa tergiur dengan propaganda terkait radikalisme maupun intoleransi," ujar Hidayat dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023).
Ini disampaikan nya saat menerima kunjungan dan berdialog dengan Delegasi Pimpinan BEM Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan BEM Muhammadiyah se-Jawa Timur dan Bali di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/7).
Lebih lanjut, Hidayat melihat masalah politik yang terjadi di beberapa negara Timur Tengah dengan adanya peristiwa The Arab Spring. Menurutnya, peristiwa politik ini memberikan efek domino terhadap stabilitas perpolitikan di Timur Tengah.
Awalnya peristiwa tersebut memberikan harapan, tapi dalam perjalanannya malah menunjukkan iklim demokrasi yang tidak membaik. Bahkan, demokrasi yang dibangun malah hancur atau dihancurkan.
"Di sinilah peran konstruktif dan kontributif generasi muda pelajar dan mahasiswa. Termasuk dari kalangan Muhammadiyah menjadi sangat dipentingkan dan strategis," tambahnya.
Hidayat menegaskan peran dan kiprah strategis itu misalnya terkait dengan penyelenggaraan Pemilu 2024. Di mana mayoritas pemilih pada Pemilu 2024 akan didominasi dari generasi muda dari kelompok generasi Z sekitar 22,85 persen dan generasi milenial sekitar 33,60 persen.
"Dengan menjadi mayoritas pemilih dengan jumlah melampaui 55% itu, tentu posisi mereka akan sangat strategis dan sangat menentukan. Maka akan sangat disayangkan jika generasi muda bangsa termasuk yang beragama Islam, tidak memaksimalkan kedaulatan, hak dan peluang yang mereka miliki dengan bersikap negatif, menjauhkan diri, tidak berperan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi rakyat lima tahunan nanti, dan apalagi bila mereka sampai termakan isu yang menyesatkan soal relasi antara agama (Islam) dan negara," tegas Hidayat.
Hidayat pun mengingatkan para pemuda Indonesia, termasuk dari kalangan aktivis mahasiswa termasuk BEM di lingkungan Muhammadiyah. Jika, generasi muda termasuk yang Muslim tidak memiliki kepedulian dengan demokrasi, maka Indonesia akan dipimpin oleh pihak yang juga tidak memperdulikan kualitas demokrasi.
"Khusus buat kalian generasi muda Islam, jika kalian tidak memperdulikan demokrasi Islam atau politik Islam. Maka jangan disalahkan ketika Indonesia nanti dipimpin oleh mereka yang memenangkan kontestasi demokrasi, tapi tidak peduli dengan Islam dan masa depan generasi muda dari kalangan umat Islam," tambahnya.
Ditegaskan HNW, banyak sekali jalan atau cara mencerahkan yang bisa dilakukan para generasi muda untuk berkontribusi agar warga peduli dengan demokrasi Indonesia, sekaligus masa depan Indonesia. Pertama, bisa dengan mengedukasi warga agar mereka memahami hak dan kedaulatan yang mereka miliki untuk hadirkan perpolitikkan Indonesia yang berkualitas termasuk ketika mereka akan ikut serta aktif dalam Pemilu 2024.
Kedua, dengan menggunakan sarana komunikasi modern seperti teknologi informasi yang digandrungi generasi muda seperti media sosial. Media sosial menjadi sangat populer di kaum milenial, karena media sosial menjadi platform yang bisa dimanfaatkan untuk saling mengedukasi, tukar menukar wawasan dan memperluas jaringan untuk hadirkan aksi pencerahan ini.
"Tidak hanya dengan sesama kaumnya dari kalangan generasi milenial dan generasi Z, kalangan muda itu juga bisa memberikan edukasi dan pencerahan itu kepada masyarakat pada umumnya. Sehingga masyarakat punya kesadaran dan kepedulian terhadap demokrasi untuk perbaikan masa kini dan masa depan bangsanya sendiri, mulai dari lingkup sederhana dalam relasi sosial di rumah, lingkungan keluarga besar, pertemanan, bisa juga via grup WA, IG, youtube, tiktok, twitter, atau platform medsos lainnya," jelasnya.
HNW mengingatkan bahwa perjuangan para kaum milenial untuk demokrasi dan Indonesia lebih baik memang penuh kompetisi dan tantangan. Tapi hal itu lah nilai sejarah perjuangan sebagaimana diteladankan oleh para Bapak dan Ibu bangsa, termasuk para ulama dari kalangan Muhammadiyah, NU dan lainnya.
"Mereka berani maju ke depan dengan seruan resolusi jihad dan amanat jihad, menyelamatkan kemerdekaan Indonesia agar dapat dinikmati dan diisi oleh generasi berikutnya hingga bisa diwariskan ke generasi milenial saat ini. Kemudian generasi milenial pada gilirannya akan mewariskan kepada generasi berikutnya dari kalangan generasi Z, generasi Alpha, yang akan bertemu dengan tahun emas, peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka," papar Hidayat.
Sebagai informasi, selain silaturahmi dan berdialog, delegasi mahasiswa ini juga mengundang HNW menjadi narasumber dalam Silatnas yang akan digelar di Surabaya, pada akhir Juli 2023.
Simak juga Video: Sandiaga Beri Beasiswa Wirausaha ke Ratusan Milenial di Makassar
(ega/ega)