"Paling tidak minimal dua insinerator. Kalau beli, risikonya nanti harus ada ongkos perawatan, merekrut operatornya, banyak hal yang harus kami lakukan," ujarnya.
"Tapi kalau sewa, si penyewa yang bertanggung jawab merawat mesin ini. operatornya sudah ada, kami bayar sampah berapa ton per hari ini. Itu kan lebih realistis, kami lihat nanti penawaran harga," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengolahan Sampah Rp 70 M di TPA Cipayung
Pemerintah pusat mengucurkan Rp 70 miliar untuk membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) melalui program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities (ISWMP). Rencananya pembangunan dilaksanakan pada Oktober mendatang.
![]() |
"Depok saat ini masih tahap desain, kemungkinan selesai di bulan Agustus," kata Team Leader National Project Management Consultant (NPMC) - ISWMP, Direktorat Sanitasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ria Ismaria, dilansir situs Pemkot Depok, Senin (26/6).
Kemudian akan dilanjutkan ke proses lelang pada bulan September. Jika semua berjalan lancar, maka bulan Oktober 2023 sudah dimulai pembangunan dan selesai Mei-Juni 2024.
Dia mengatakan TPST yang akan dibangun dapat mengolah sampah 300 ton per hari. Nantinya sampah yang diolah menghasilkan produk berupa Refuse Derived Fuel (RDF). Ia berharap, dengan hadirnya TPST ini permasalahan sampah di Kota Depok dapat segera teratasi.
TPST Ditarget Operasi 2025
Pemkot Depok mengusulkan dan meminta bantuan Kementerian PUPR untuk mengolah sampah buangan yang sudah melebihi kapasitas. Ditargetkan pengolahan sampah ini dioperasikan 2025.
"Alhamdulillah, Pemkot Depok mendapatkan bantuan melalui program ISWMP. Insyaallah akan dibangun tahun 2024, dan rencananya tahun 2025 mulai beroperasi," kata Ardan.
(jbr/idn)