Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan kasus perundungan atau bullying cukup marak di lingkungan sekolah dan peserta didik RI. Guna menekan angka kasus perundungan, Rerie, sapaan akrabnya, meminta agar implementasi Program Roots Anti Perundungan harus segera dipastikan.
"Hasil dari Program Roots Anti Perundungan saya kira harus segera diimplementasikan, sehingga akselerasi upaya untuk menekan kasus perundungan di lingkungan sekolah bisa segera terealisasi," kata Rerie dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).
Berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021 dan 2022 atau Rapor Pendidikan 2022 dan 2023, yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tercatat sebanyak 24,4 persen peserta didik mengalami berbagai jenis perundungan.
Hingga saat ini, anak-anak juga masih rentan menjadi korban perundungan. Baik secara fisik, verbal, maupun daring (cyberbullying).
Padahal Kemendikbudristek sudah menginisiasi program Roots Anti Perundungan dan telah melatih lebih dari 3.500 fasilitator guru (fasgu) dari 1.800 lebih satuan pendidikan sejak 2021.
Pada 2022, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 10.000 fasgu dari 5.000 lebih satuan pendidikan. Lalu, di tahun ini kepesertaan Roots ditargetkan melibatkan 2.750 satuan pendidikan yang belum pernah mengikuti bimtek.
Adapun tujuan program Roots yakni untuk melahirkan siswa-siswi dan guru sebagai agen perubahan (agent of change) pencegahan perundungan di sekolah.
Menurut Rerie, berdasarkan sejumlah catatan tersebut, para pemangku kebijakan harus segera mendorong agar para fasilitator guru yang sudah terlatih dan para peserta didik dapat segera berbagi pengetahuan dan keterampilannya terkait pencegahan perundungan. Nantinya, ilmu yang diperoleh akan disebarkan kepada lebih banyak lagi para tenaga pengajar dan siswa-siswi di tanah air.
"Efektivitas program Roots Anti Perundungan harus diukur melalui sejumlah evaluasi secara berkala, agar mendapatkan satu penerapan sistem yang tepat dalam upaya mencegah perundungan di lingkungan pendidikan," ungkap Rerie.
Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu sangat berharap para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah dapat terlibat aktif dalam mendorong upaya pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan.
Oleh sebab itu, Rerie menegaskan bahwa para peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa itu berhak mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman dalam menuntut ilmu.
Dengan bermodal tunas-tunas bangsa yang berpendidikan dan berbudi pekerti yang baik, Rerie meyakini bangsa Indonesia mampu memenangi setiap persaingan di masa depan.
Simak juga Video 'Menkes Ungkap Pemicu Perundungan Calon Dokter Spesialis':
(anl/ega)