Imbauan BMKG dan Langkah-langkah Antisipasi Fenomena El Nino

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Rabu, 12 Jul 2023 11:26 WIB
Ilustrasi El Nino (Foto: Getty Images/iStockphoto/happy8790)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait fenomena El Nino tahun 2023 di Indonesia. Menurut prediksi BMKG, Indonesia perlu lebih mewaspadai potensi terjadinya El Nino yang makin pasti.

"Sesuai dengan hasil prediksi BMKG di Bulan Februari yang lalu, Kepala Badan BMKG Dwikorita Karnawati menyebut Indonesia perlu lebih mewaspadai potensi terjadinya El Nino yg makin pasti," terang Humas BMKG seperti dilansir akun resmi Twitter-nya (@InfoHumasBMKG), Rabu (12/7/2023).

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur yang mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan sehingga mengurangi curah hujan.

Untuk itu, simak penjelasan BMKG lebih lanjut terkait fenomena El Nino dan Indonesia dan langkah-langkah antisipasi fenomena El Nino sebagai berikut:

BMKG Ingatkan Dampak El Nino di Indonesia

Mengutip dari keterangan BMKG, selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi dampak dari El Nino juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api. Sehingga hal ini makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan.

BMKG menyebut, sektor-sektor yang terdampak El Nino seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan.

"Sektor-sektor yang terdampak seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," tulis Humas BMKG dalam keterangannya.

Langkah-langkah Antisipasi Fenomena El Nino

Sejumlah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk antisipasi fenomena El Nino di Indonesia. Merujuk pada imbauan BMKG, dalam mengantisipasi dampak El Nino, masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Memanfaatkan hujan yang masih mungkin turun pada masa sekarang melalui gerakan panen hujan.
  • Memasifkan gerakan hemat air.
  • Menyiapkan tempat-tempat cadangan air untuk keperluan kebutuhan air pada masa puncak kemarau nanti.

Selain itu, BMKG turut merekomendasikan langkah-langkah antisipasi fenomena El Nino yang dapat dilakukan oleh pimpinan kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait antara lain:

  • Melakukan langkah antisipatif pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.
  • Meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.
  • Melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau.

Sementara BMKG sendiri terus melakukan pemantauan untuk mendeteksi titik panas atau hot spot menggunakan satelit. Jika BMKG mendeteksi potensi karhutla maka secara resmi BMKG akan mengeluarkan peringatan dini.

Analisis BMKG Puncak Musim Kemarau 2023

Menurut BMKG, kombinasi dari fenomena El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) positif yang diprediksi akan terjadi pada semester kedua tahun 2023 ini dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Ini terjadi selama periode musim kemarau tahun 2023.

Adapun puncak musim kemarau tahun 2023 menurut prakiraan BMKG akan terjadi pada bulan-bulan Juli, Agustus, dan September 2023, yaitu sebanyak 582 Zona Musim (ZOM) sebesar 83%. Selain itu, hujan bulanan periode Juni-Oktober 2023 diprediksi dapat mencapai kondisi bawah normal (atau lebih kering dari rata-ratanya).

Lebih lanjut, BMKG memprediksi bulan Juli, Agustus dan September 2023 sebagai periode puncak musim kemarau. Curah hujan di bawah normal diprediksi akan terjadi pada wilayah yang lebih luas meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.




(wia/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork