Dimas Oky Nugroho, Aktivis Sosial di Balik Perkumpulan Kader Bangsa

Dimas Oky Nugroho, Aktivis Sosial di Balik Perkumpulan Kader Bangsa

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Sabtu, 08 Jul 2023 16:56 WIB
Dimas Oky Nugroho
Foto: Istimewa
Jakarta -

Saat ini banyak ditemui tokoh anak muda Indonesia yang inspiratif. Dimas Oky Nugroho salah satunya, yang merupakan pegiat masyarakat sipil dan komunitas kreatif sekaligus founder Perkumpulan Kader Bangsa.

Sosok Dimas dinilai menginspirasi pemimpin-pemimpin muda lainnya. Bahkan ia dianggap sebagai 'abang' yang kerap diajak bicara dan ditanya pendapatnya oleh organisasi kepemudaan, kewirausahaan sosial, akademisi dan dunia intelektual, komunitas kritis sampai politisi muda.

Bagi yang belum tahu, pada tahun 2015 Dimas sempat maju dalam pemilihan Wali Kota Depok. Namanya muncul bahkan sebelum pemimpin muda lainnya ikut serta dalam pilkada 5 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui saat itu, Dimas yang berusia 30-an melawan calon kuat yang diusung PKS, Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Dalam pertempuran di basis lawan, Dimas akhirnya kalah, namun legacy-nya adalah keberanian dan ketangguhan anak muda untuk berani dan tampil berkontestasi dalam pertarungan politik yang keras.

Selain itu, keberhasilan Dimas yang bukan kader politik dari partai manapun yakni mampu meyakinkan partai-partai untuk berkoalisi mendukungnya tanpa sepeser mahar pun.

ADVERTISEMENT

"Hari ini yang mahal itu adalah idealisme dan keberanian. Generasi muda, punya kompetensi dan integritas, harus berani ambil peran dalam gelombang mewujudkan perubahan Indonesia yang lebih baik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2023).

"Semua punya kesempatan yang sama untuk maju dan memimpin, bukan hanya anak muda dari kalangan elit atau dinasti politik, tapi harus inklusif seluruh anak-anak muda Indonesia punya kemampuan dan karakter yang baik dapat berkembang dan menjadi pemimpin. Hal itu adalah esensi republik dan semangat kebangsaan yang harus terus kita jaga," tuturnya.

Dimas yang kerap disapa 'DON' (singkatan dari nama panjangnya), tidak hanya dikenal sebagai tokoh muda inspiratif, cerdas dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Ia juga terkenal akan kemampuan multitasking yang baik serta memiliki jaringan pertemanan yang luas.

Di samping aktif di wilayah publik, Dimas juga pernah menjadi jurnalis, dosen di sejumlah universitas, peneliti, hingga konsultan di UNDP dan World Bank. Ia dikenal sebagai pegiat kewirausahan sosial dengan mendirikan sejumlah inisiatif pemberdayaan sosial dan pemilik jaringan usaha di bidang kuliner.

Dimas merupakan pendiri sekolah kepemimpinan dan kebangsaan anak muda pada tahun 2011 bernama Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) yang saat ini telah berjalan sebanyak sembilan angkatan secara nasional. Pada awal 2012, KBFP Angkatan III telah mempertemukannya dengan Joko Widodo yang saat itu menjabat Wali Kota Solo dan diundang sebagai salah satu narasumber pelatihan dengan peserta puluhan pemimpin muda dari seluruh Indonesia.

Menurut kesaksian salah satu peserta, Dimas dan teman-teman saat itu tiba-tiba menyampaikan dukungan untuk Jokowi menjadi presiden pengganti SBY. Namun dengan maju sebagai gubernur terlebih dulu. Prediksinya jitu, Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI yang kemudian mengantarkannya menjadi Presiden ke-7 RI.

Dimas kemudian berkiprah sebagai Staf Khusus Kantor Staf Kepresidenan dan sempat menjadi Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri di periode pertama pemerintahan Jokowi. Saat ini Dimas yang fokus dengan isu kewirausahaan dan ekonomi kreatif anak-anak muda diminta menjadi anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian RI dan Ketua Pokja Strategi Sosialisasi Satgas UU Cipta Kerja.

Kiprah Dimas sebagai Doktor dan Aktivis Politik

Sebagai informasi, Dimas Oky Nugroho merupakan putra berdarah Jawa Timur. Namun, ia lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 7 Februari 1978 ketika ayahnya bertugas di kota terbesar kedua di Sumatera Utara tersebut. Putra dari pasangan Abdul Rahim dan Hanny Abdullah ini pun banyak menghabiskan waktunya di Medan dan Surabaya.

Usai lulus sekolah menengah di Medan pada tahun 1993, ia melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Ilmu Politik di Universitas Airlangga Surabaya. Di sana, minat Dimas terhadap dunia politik semakin tajam.

Dimas tercatat sebagai peraih gelar MPhil (Master of Philosophy) di bidang Politik Internasional dari University of Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya dengan beasiswa British Chevening Award. Ia juga peraih gelar PhD atau doktoral di bidang antropologi politik dari University of New South Wales (UNSW) Sydney, Australia untuk karya ilmiah di bidang gerakan sosial.

Di awal kariernya, mantan presiden mahasiswa ini memilih menjadi seorang jurnalis, yang diawali dengan magang di media saat menjadi mahasiswa. Pemasukan sebagai jurnalis muda membantunya dalam membiayai hidup selama studi di Surabaya. Setamat kuliah, sebagai mantan aktivis mahasiswa, ia sempat ditawari menjadi caleg namun memilih untuk melanjutkan karirnya pada dunia jurnalisme serta berencana melanjutkan studi.

Ia kemudian bekerja di stasiun televisi di Jakarta dan sempat pula menjadi kepala biro di Jawa Timur. Pengalaman internasionalnya diawali saat pada awal tahun 2004, Dimas terpilih mendapatkan beasiswa pelatihan jurnalisme internasional dengan tema media dan globalisasi di Radio Netherlands Training Centre (RNTC) di Hilversum, Belanda. Di sini ia bertemu dengan jurnalis dan pegiat Gerakan sosial dari berbagai belahan dunia.

Sepulang dari studi S2 di Inggris, Dimas berkiprah sebagai staf peneliti UNDP Indonesia untuk proyek konsolidasi demokrasi bernama United Nations Support for Indonesian Recovery (UNSFIR) pada tahun 2005. Kemudian ia menjadi Program Officer UNDP untuk program perdamaian dan rekonsiliasi di Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki. Saat aktif di UNDP, Dimas memiliki sampingan dengan mengajar di almamaternya, yakni Universitas Airlangga.

Kecintaannya pada dunia akademik dan politik pun mendorong Dimas mendirikan PT Akar Rumput Strategic Consulting atau ARSC pada 2012 silam. Diketahui ini adalah sebuah lembaga konsultan politik, survei dan komunikasi publik yang berbasis di Jakarta.

Selanjutnya di tahun 2017, Dimas mendirikan Perkumpulan Kader Bangsa, payung organisasi dari berbagai inisiatif gerakan dan pelatihan kepemimpinan anak-anak muda yang telah diinisiasi sebelumnya. Ia juga menggagas program pertukaran kepemimpinan muda Indonesia ke sejumlah negara sahabat bernama Indonesian Young Leaders Exchange Program (IYLEP) yang telah berjalan 4 angkatan.

Saat ini, alumni KBFP dan IYLEP telah sukses berkiprah menjadi pemimpin-pemimpin muda di berbagai sektor, mulai dari politik, sebagai legislator dan kepala daerah muda, akademisi, bisnis, media, organisasi kepemudaan, kewirausahaan dan di bidang kebudayaan.

Pada tahun 2017, Dimas juga mendirikan Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi yang merupakan sebuah platform co-working space untuk komunitas muda, yang disertai dengan pengembangan usaha berjejaring di bidang kuliner. Ini adalah bagian dari tindak lanjut Gerakan yang digagasnya yakni Anak Muda Punya Usaha atau AMPUH.

Memimpin Gerakan Sosial

Diakui Dimas, dirinya menaruh perhatian dalam upaya penguatan kapasitas kepemimpinan dan kebangsaan anak muda. Karenanaya, ia kerap berangkat mewakili Indonesia untuk pertemuan pemimpin muda di sejumlah negara. Lalu di tahun 2010 Dimas terpilih sebagai pimpinan Delegasi Indonesia untuk pertemuan American Council of Young Political Leaders (ACYPL).

Dimas meyakini, seorang pemimpin muda harus memahami dan menjalankan visi kebangsaan yang kokoh dan cinta Tanah Air. Selain itu juga memegang teguh model kepemimpinan Pancasila secara konsisten dan komprehensif.

"Namun para pemimpin muda ini juga harus memahami aspek tata pemerintahan yang baik, berintegritas, dan kebijakan sosial ekonomi yang berpihak pada rakyat banyak. Serta, memahami pula aspek strategis globalisasi dan geopolitik yang berkembang," tuturnya.

Sebagai intelektual dan aktor gerakan, Dimas mengatakan dirinya menggunakan kesadaran sejarah, local wisdom dan pemikiran progresif dalam mencari solusi otentik dan mendasar atas masalah-masalah yang kompleks di masyarakat.

Ia percaya, kombinasi kebijaksanaan sosio-antropologis, tradisi dan sejarah serta perkembangan globalisasi dan transformasi sosial ekonomi mampu menghasilkan ide dan solusi yang relevan terhadap tantangan masa kini dan masa depan.

Dia menilai hal tersebut penting dimiliki oleh anak muda, sebagai pemegang populasi terbesar di berbagai belahan dunia, termasuk khususnya Indonesia.

Sebagai tokoh inspiratif muda, Dimas telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda. Ia membawa semangat, energi, dan pemikiran baru dalam dunia politik, mengajarkan kepercayaan diri dan nilai-nilai kebangsaan, kepemimpinan, partisipasi dan tanggung jawab kepada anak-anak muda yang ingin terlibat dalam perubahan positif.

Melalui keteladanan dan dedikasinya, Dimas mendorong generasi muda untuk berani mengambil peran aktif dalam gelombang perubahan mewujudkan Indonesia yang lebih baik di berbagai sektor. Keterlibatannya di pemerintahan saat ini merupakan bentuk perjuangannya demi mengawal visi kebangsaan, penguatan SDM dan akses kesejahteraan sosial bagi anak-anak muda Indonesia.

Simak juga 'Blak-blakan Dimas Oky Nugroho, Ganjar di Antara Jokowi dan Rustriningsih':

[Gambas:Video 20detik]



(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads