Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan akhirnya menemukan solusi untuk pencemaran lingkungan dari peternakan sapi di Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, yakni membangun sistem biogas dan mengelola secara ramah lingkungan. Warga pelapor masalah ini berharap, solusi tersebut segera direalisasikan.
Hasan Alhabsy selaku warga pelapor pencemaran lingkungan yang hadir dalam rapat tersebut mengatakan setuju dengan solusi yang ditawarkan dalam rapat tersebut. Menurutnya, itu menjadi langkah yang baik dan solutif bagi masyarakat.
"Limbah ini, seperti yang kata Pak Wali Kota tadi, akhirnya akan dipisahkan antara yang padat, yang cair, dan tidak mengalir lagi ke selokan warga, itu bagi saya sudah suatu langkah yang baik untuk masyarakat," ungkap Hasan kepada wartawan di kantor Wali Kota Jaksel, kawasan Kebayoran Baru, Jumat (7/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasan menuturkan bahwa solusi yang ditawarkan tersebut memang tidak bisa dilakukan secara instan. Dia memperkirakan, perlu waktu yang tidak sebentar dalam menuntaskan masalah ini.
"Ya kalau solusinya memang perlu waktu untuk semua ini agar tuntas ya, nggak bisa sekejap langsung selesai gitu kan," imbuhnya.
![]() |
Hasan berharap pemerintah Jaksel dapat benar-benar merealisasikan rencana yang sudah dirundingkan tersebut.
"Jadi yang penting kita pegang komitmennya saja, bagaimana solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang ini dapat berjalan lancar saja," pungkas Hasan.
Rencana solusi
Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, menjelaskan usai rapat dengan berbagai sektor untuk membahas masalah pencemaran lingkungan ini. Solusi untuk mengatasi limbah kotoran sapi itu ada solusi jangak pendek dan jangka panjang.
Kesepakatannya, lokasi peternakan milik Burhan itu akan dijadikan ramah lingkungan tanpa pencemaran, juga lokasi yang edukatif bagi masyarakat.
Langkah jangka pendek, peternakan harus terus memisahkan limbah cair dan limbah padat. Limbah padat diangkut, limbah cair dimasukkan ke lubang limbah yang sudah ada tiga unit dan bakal ditambah lagi. Pengelola peternakan juga diminta membatasi jumlah sapi. Langkah jangka panjang, mendirikan pengelolaan biogas.
"Jadi tidak ada kotoran yang tidak bermanfaat ke depannya. Baik dari kencing sapinya maupun kotoran padatnya, dan lain-lain. Ini semuanya bisa dimanfaatkan dari kompos kemudian jadi biogas, dan sebagainya," kata Munjirin, tadi.
(dnu/dnu)