.webp)
Wali Kota Jakarta Selatan mengundang empat pihak kementrian dalam rapat koordinasi (rakor) untuk rapat mencari solusi pencemaran lingkungan dari peternakan sapi di Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran. Solusi ditemukan!
"Dalam pertemuan itu alhamdulillah tercapai suatu kesepakatan bahwa lokasi tersebut kedepannya kita akan jadikan lokasi yang memang ramah lingkungan, tidak mencemari lingkungan kemudian bisa diakses masyarakat juga untuk sarana edukasi," ungkap Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, usai rapat tersebut, di kantornya, Jumat (7/7/2023).
Terdapat dua langkah yang akan dilakukan oleh Pemkot Jaksel untuk mencegah limbah kotoran sapi. Munjirin menjabarkan dua langkah tersebut sesuai jangka waktu pengerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk jangka pendek itu yang penting tidak ada air limbah cair maupun limbah padatnya yang keluar ke masyarakat. Jadi kita masukan dulu ke lubang-lubang yang memang sudah dibuang," tutur Munjirin.
 Saluran limbah kotoran sapi di peternakan kawasan Cikoko, Pancoran, Jaksel. (Anggi Muliawati/detikcom) |
Langkah selanjutnya, Pemkot Jaksel akan membatasi jumlah sapi yang boleh dikelola pihak peternak.
"Jangka panjangnya kita langsung akan ke lapangan untuk merencanakan dengan kondisi lapangan yang ada berapa meter itu dengan sapi yang diperbolehkan berapa," sambungnya.
Munjirin menambahkan, di lokasi peternakan sapi tersebut, nantinya akan dibangun pengelolaan biogas. Hal itu untuk mengurai seluruh kotoran sapi agar dapat dimanfaatkan.
"Nah nanti lingkungan tersebut akan direncanakan sebagai lingkungan yang ramah lingkungan dengan dibangun pengelolaan biogas. Jadi tidak ada kotoran yang tidak bermanfaat ke depannya. Baik dari kencing sapinya maupun kotoran padatnya, dan lain-lain. Ini semuanya bisa dimanfaatkan dari kompos kemudian jadi biogas, dan sebagainya," pungkasnya.
(dnu/dnu)
