Waket MPR Ajak Lemhannas Teliti Sejarah Kelahiran Pancasila

Waket MPR Ajak Lemhannas Teliti Sejarah Kelahiran Pancasila

Muhammad Faaiz - detikNews
Rabu, 05 Jul 2023 16:02 WIB
Ahmad Basarah
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia meneliti dan meluruskan sejarah kelahiran Pancasila di buku ajar Pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan (PPKN) dan bahan pengajaran lembaga pendidikan kedinasan. Lemhannas bisa bekerja sama dengan badan atau lembaga lain yang menaruh perhatian pada geopolitik dan ideologi negara.

''Di sejumlah buku ajar sekolah, perguruan tinggi, bahkan di bahan pengajaran kedinasan tertentu, masih ditemukan kerancuan tentang sejarah lahirnya Pancasila. Ada yang menyebut tokoh yang melahirkan Pancasila adalah Bung Karno, ada yang menyebut Mohammad Yamin. Sejarah kelahiran ideologi bangsa harus ditulis secara valid dan seragam,'' tegas Ahmad dalam keteranganya, Rabu (5/7/23).

Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan, jika Lemhannas RI bersama MPR RI, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta lembaga-lembaga riset di banyak kampus duduk bersama melakukan riset untuk meluruskan sejarah kelahiran Pancasila di semua buku ajar, hasilnya akan bermanfaat buat bangsa dan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

''Masyarakat Indonesia kini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z yang sama sekali terputus dari sejarah kemerdekaan masa lalu. Mereka adalah generasi cerdas, kritis, melek internet. Jika disodorkan kepada mereka sejarah yang tidak masuk akal, mereka cenderung mempertanyakan atau menolaknya,'' ungkap Ahmad.

Ia mengusulkan agar kepada generasi ini didoktrinkan hanya ada satu Pancasila, tidak ada Pancasila 1 Juni, Pancasila 22 Juni, atau Pancasila 18 Agustus 1945. Hanya saja, agar generasi muda bangsa tidak bingung dengan begitu banyak informasi di dunia virtual, kepada mereka harus disodorkan penulisan sejarah yang simpel, enak dibaca, dan masuk akal.

ADVERTISEMENT

''Pertama-tama di buku ajar harus disampaikan sejarah Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya, lalu bagaimana nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai luhur yang berkembang di Nusantara. Ini yang saya maksud penyajian fakta-fakta sejarah secara rasional dan membangkitkan kecintaan pada Pancasila,'' kata Ahmad.

Setelah pembaca diharapkan untuk paham tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila digali, kemudian Ahmad mengusulkan tahap kedua agar kepada generasi muda yang kritis itu disodorkan sejarah kelahiran Pancasila secara komprehensif, dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI, lalu rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, hingga sidang PPKI pada 18 Agustus 1945.

''Hanya dengan menjelaskan sejarah kelahiran Pancasila dengan runtut seperti inilah maka sejarah kelahiran Pancasila akan mudah dimengerti dan jauh dari resistensi generasi muda,'' tandas Ahmad.

Ahmad menjelaskan dalam meralat buku ajar sekolah itu, hendaknya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya tetap menghormati setiap pelaku sejarah kelahiran Pancasila. Misalnya, selama ini diketahui dalam versi Nugroho Notosusanto bahwa Muhammad Yamin adalah tokoh yang pertama kali mengusulkan Pancasila dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945.

''Saat sejarah versi Nugroho ini diralat, jangan sampai ketokohan dan peran sejarah Muhammad Yamin terabaikan. Kita harus terus menghormati jasa para pahlawan. Ingat, Pancasila dilahirkan oleh semua pendiri bangsa. Bahwa sumber kelahiranya adalah pidato Bung Karno 1 Juni 1945, itu hanyalah bagian sejarah. Bung Karno dan semua pahlawan itu adalah milik bangsa Indonesia,'' jelas Ahmad.

Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Sestama Lemahannas RI, Komjen Pol. Rudy Sufahriadi, Deputi Pendidikan Lemahannas RI (Marsda TNI Andi Heru Wahyudi, Deputi Kebangsaan Lemahannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, dan Deputi Pengkajian Lemahannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni.

Simak juga 'Megawati Soroti Pengkritik Hari Pancasila: Jangan Hidup di Indonesia!':

[Gambas:Video 20detik]



(fhs/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads