TNI Kabarkan Nikuba 'Penyulap' Air jadi Bahan Bakar Terbang ke Milan

TNI Kabarkan Nikuba 'Penyulap' Air jadi Bahan Bakar Terbang ke Milan

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 03 Jul 2023 19:11 WIB
Nikuba, alat pengonversi air menjadi bahan bakar
Aryanto Misel dan alat Nikuba-nya. (Ony Syahroni/detikJabar)
Jakarta -

Meski sempat disikapi secara skeptis oleh ilmuwan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) setahun lalu, ternyata Nikuba dari Cirebon telah terbang ke Milan, Italia. Nikuba adalah alat yang diklaim mampu 'menyulap' air menjadi bahan bakar yang mampu menggerakkan motor.

Kabar ini disampaikan oleh pihak TNI lewat situs resmi TNI Angkatan Darat, diakses detikcom pada Senin (3/6/2023). Pencipta alat Nikuba adalah Aryanto Misel (67).

"Go International... Bahan Bakar Air (Nikuba) dari Kodam III/Siliwangi Menuju Milan," demikian judul kabar di situs web TNI AD, 18 Juni 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TNI menyebutkan Nikuba secara mengejutkan mendapatkan atensi dari salah satu pabrikan otomotif terkemuka di Eropa dengan survei langsung ke Cirebon. Diskusi panjang dilakukan terkait inovasi tersebut untuk membuka lebih luas terkait teknis kerja Nikuba. TNI tidak menyebut nama pabrikan otomotif yang dimaksud.

Tindak lanjut dari kunjungan tersebut, Nikuba mendapat kesempatan untuk dipresentasikan pada beberapa pabrikan otomotif Italia yang dilaksanakan pada 18 Juni 2023 di Milan. Maka, Aryanto Misel berangkat ke Milan bersama tim yang terdiri dari Sumardi Dadang dan Immanuel Hutapea.

ADVERTISEMENT

"Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang," kata Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.

TNI menyebut Nikuba, berasal dari akronim 'niku banyu', adalah hasil inovasi dan gagasan bersama dari Aryanto Misel dan Mayjen Kunto. Nikuba yang dapat mengubah air menjadi energi mesin pembakaran dalam Internal Combustion Engine (ICE) di kendaraan.

"Nikuba ini memiliki fungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O). Hidrogen yang telah terpisah kemudian dialirkan ke dalam ruang pembakaran dari mesin kendaraan bermotor," ujar Aryanto Misel dalam situs TNI AD.

Nikuba dalam prosesnya diklaim berhasil dan terus disempurnakan sehingga lebih efisien saat digunakan untuk kendaraan dengan kemungkinan bisa menghemat 100% bahan bakar minyak.

Lihat juga Video 'Nikuba, Alat yang Diklaim Mampu Ubah Air Jadi Bahan Bakar':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya, skeptisisme ilmuwan BRIN:

Skeptisisme ilmuwan BRIN

Diberitakan detikcom pada 13 Mei 2022, atau setahun silam, peneliti ahli madya Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deni Shidqi Khaerudini, menanggapi Nikuba. Masyarakat perlu skeptis atau bersikap kritis terhadap kemunculan Nikuba atau alat sejenis.

"Tentu saja karya inovasi apa pun perlu didukung. Tapi, sekali lagi, lebih baik dan bijak untuk menghindari over-claim," kata Deni Shidqi Khaerudini, membagikan perspektifnya kepada detikcom, kala itu.

Penemuan atau inovasi apa pun perlu ditelusuri secara ilmiah, terukur, dan terkonfirmasi. Lembaga riset dan universitas yang memiliki kompetensi dapat menjadi rujukan konfirmasi.

Sejauh ini, pengubahan air menjadi bahan bakar dapat disimpulkan sementara bak peribahasa 'besar pasak daripada tiang'. Secara teori, air atau H2O perlu dipisahkan unsur hidrogen dan oksigennya. Unsur hidrogen itulah yang kemudian dapat dipakai menjadi bahan bakar. Proses pemisahan ini disebut sebagai elektrolisis.

Proses 'menceraikan' hidrogen dan oksigen dalam H2O perlu dilakukan menggunakan bahan katalisator tertentu, misalnya natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Dengan bantuan energi listrik, hidrogen dan oksigen dapat dipisah. Namun energi yang dibutuhkan untuk memisahkan hidrogen dan oksigen ini lebih besar ketimbang energi yang dihasilkan lewat pemisahan itu.

"Secara umum, energi input selalu lebih besar dari energi output," kata Deni Shidqi Khaerudini.

Profesor riset BRIN Eniya Listiani Dewi sempat menjelaskan bahwa alat Nikuba itu sebetulnya tidak menggantikan BBM, melainkan sekadar sebagai 'suplemen' BBM.

"Itu adalah HHO atau brown-gas yang digunakan untuk pembakaran, bukan pengganti BBM ya, tapi bisa untuk efisiensi BBM sekitar 3-20 persen," kata Eniya Listiani Dewi Profesor Riset BRIN saat dihubungi detikJabar, 9 Mei 2022 silam.

Halaman 2 dari 2
(dnu/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads