Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menegaskan pembakaran Al-Qur'an yang kembali terjadi di Swedia baru-baru ini merupakan dampak dari berkuasanya kelompok sayap kanan di negeri itu. Kelompok yang dimaksud Gus Falah adalah Partai Sweden Democrats.
"Swedia sejak tahun lalu kan dikuasai partai sayap kanan, Sweden Democrats. Mereka ini memang pembenci imigran dan punya tendensi intoleran terhadap Islam, jadi tak aneh bila pembakaran Al-Qur'an terjadi lagi di negara itu," ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/7/2023).
Politikus PDI Perjuangan itu melanjutkan Sweden Democrats serupa dengan gerakan ekstremisme kanan lainnya di Eropa, seperti gerakan Neo-Nazi yang memperjuangkan supremasi kulit putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka itu, sambung Gus Falah, gemar meniupkan sentimen kebencian terhadap agama, ras, atau etnis tertentu. Terutama terhadap kaum minoritas di Eropa seperti kaum imigran, Arab, dan umat Islam.
"Kaum kanan ini, termasuk yang berkuasa di Swedia, kerap menyuarakan kebencian terhadap agama, etnis, dan ras minoritas, sebagai bagian dari upaya menjaga supremasi mayoritas versi mereka," ujar Gus Falah.
"Pembakaran Alquran di Swedia ini, kembali mengingatkan kita bahwa politik sayap kanan yang berbasiskan politik identitas dan kebencian pada minoritas, sangat berbahaya bagi kemaslahatan kemanusiaan," pungkas Ketua Tanfidziyah PBNU itu.
Seperti diketahui, pembakaran Al-Qur'an di Swedia kembali terjadi. Aksi tersebut dilakukan pria pengungsi asal Irak bernama Salwan Momika, dan atas izin Pengadilan Swedia. Momika mengatakan pembakaran Al-Qur'an itu ia lakukan sebagai wujud 'kebebasan berbicara'.
Pembakaran Al-Qur'an di Swedia juga pernah terjadi pada awal 2023. Pelaku pembakaran merupakan seorang politikus sayap kanan, Rasmus Paludan. Aksi itu merupakan bagian dari aksi protes terhadap Turki.
(mpr/ega)