7 Fakta Pengungsi Irak Bakar Al-Qur'an di Swedia Picu Kecaman

7 Fakta Pengungsi Irak Bakar Al-Qur'an di Swedia Picu Kecaman

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Jun 2023 19:31 WIB
Aksi pembakaran Al-Quran di Swedia menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Pembakaran tersebut dilakukan oleh pria bernama Salwan Momika (37) asal Irak.
Pelaku pembakaran Al-Qur'an di Swedia (Foto: via REUTERS/TT NEWS AGENCY)
Jakarta -

Seorang pria membakar Al-Qur'an di Swedia hingga mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sebelum membakarnya, pelaku sempat merobek kitab suci umat Islam tersebut.

Banyak pihak mengecam aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia itu. Simak, berikut sejumlah fakta terkait peristiwa tersebut:

Pelaku Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

Seorang laki-laki yang merupakan pengungsi asal Irak bernama Salwan Momika (37) membakar Al-Qur'an di Swedia. Ia melakukan aksinya di luar masjid utama Stockholm, Swedia pada Rabu (28/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, dia menyobek beberapa lembar Al-Qur'an, kemudian menggosoknya ke bagian sepatu dan membakarnya, demikian informasi dari kanal televisi publik Swedia, SVT. Sebanyak 200 orang berkumpul menyaksikan peristiwa itu, termasuk pihak yang tidak setuju.

Momika yang melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu, telah meminta izin kepada polisi untuk membakar kitab suci umat Islam "untuk mengungkapkan pendapat saya tentang Al-Qur'an".

ADVERTISEMENT

Menjelang protes, Momika mengatakan kepada kantor berita TT bahwa dia juga ingin menyoroti pentingnya kebebasan berbicara.

"Ini demokrasi. Bahaya kalau mereka bilang kita tidak bisa melakukan ini," kata Momika.

Momika, yang mengenakan celana krem dan kemeja, berbicara kepada beberapa orang melalui megafon. Suasana di lokasi di bawah pengawasan polisi yang ketat disertai para penentang yang meneriakinya dalam bahasa Arab.

Momika menginjak-injak Al-Qur'an, memasukkan potongan daging asap ke dalamnya, membakar beberapa halaman sebelum menutupnya, dan menendangnya seperti bola, sambil melambai-lambaikan bendera Swedia, lapor koresponden AFP di tempat kejadian.

Aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Pembakaran tersebut dilakukan oleh pria bernama Salwan Momika (37) asal Irak.Aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Pembakaran tersebut dilakukan oleh pria bernama Salwan Momika (37) asal Irak. (Foto: REUTERS/AHMED SAAD)

Dapat Izin dari Pengadilan Swedia

Izin pembakaran Al-Qur'an itu diberikan oleh Pengadilan pada Rabu (28/6/2023). Umumnya, Swedia jarang sekali melarang sebuah aksi demonstrasi, termasuk aksi yang dianggap dapat menghasut negara lain. Kejadian pembakaran ini terjadi pada saat Idul Adha, salah satu hari tersuci bagi umat Islam.

Pertemuan antara para diplomat top negara dijadwalkan pada 6 Juli di markas NATO di Brussel. Rekan-rekan NATO mendorong Turki untuk memberikan lampu hijau ke Swedia pada saat pertemuan puncak diadakan di Lithuania pada 11-12 Juli.

Turki memblokir tawaran NATO negara itu karena apa yang dianggapnya sebagai kegagalan Stockholm untuk menindak kelompok-kelompok Kurdi yang dianggapnya "teroris," dan secara khusus menyinggung pembakaran Al-Qur'an lain di luar kedutaannya di Stockholm pada bulan Januari.

Pihak pengadilan menyatakan harusnya ada hubungan yang jelas antara masalah keamanan dan rencana untuk berkumpul. Sementara polisi menganggap hal ini tidak bermasalah, demikian informasi dari stasiun televisi Swedia, TV4.

"Risiko keamanan dan konsekuensi yang dapat dilihat oleh pihak berwenang terkait insiden pembakaran Alquran ini tidak sedemikian rupa sehingga menurut hukum yang berlaku, hal itu dapat menjadi alasan penolakan permintaan untuk pertemuan umum," ujar Pengadilan.

"Kendati demikian, pihak kepolisian memberikan izin Anda untuk berkumpul," tambahnya.

Pelaku Berencana Ulangi Aksinya

Salwan Momika (37) melakukan pembakaran Al-Qur'an di Stockholm, Swedia. Meski menuai protes dan kecaman, ia berencana mengulangi aksinya beberapa hari ke depan.

Berbicara kepada surat kabar lokal Expressen, Momika menyadari bahwa aksi itu akan memicu reaksi keras. Dia menyebut jika dirinya menerima 'ribuan ancaman pembunuhan'. Namun, Momika mengatakan dirinya berencana melakukan aksi serupa dalam beberapa pekan ke depan.

"Dalam waktu 10 hari, saya akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan Kedutaan Besar Irak di Stockholm," ucapnya.

Lalu, apa motif dari aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia itu? Baca berita di halaman selanjutnya.

Motif Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

Salwan Momika (37), pengungsi Irak yang menjadi pelaku pembakaran Al-Qur'an di Stockholm, Swedia mengungkapkan motifnya melakukan aksi tersebut. Dilansir Arab News, Jumat (30/6/2023), Momika menuturkan dirinya ingin menyoroti pentingnya kebebasan berbicara.

"Ini adalah demokrasi. Ini dalam bahaya jika mereka memberitahu kita bahwa kita tidak bisa melakukan ini," ucapnya.

A screen grabs shows demonstrators holding the Koran and the Swedish flag outside Stockholm's central mosque, in Stockholm, Sweden June 28, 2023. REUTERS/Marie MannesMeski menuai protes dan kecaman, WN Irak itu berencana mengulangi aksinya beberapa hari ke depan. (Foto: REUTERS/Marie Mannes)

Irak Serukan Ekstradisi Pembakar Al-Qur'an

Pemerintah Irak menyerukan agar pemerintah Swedia mengekstradisi seorang pengungsi Irak yang melakukan aksi pembakaran Al-Qur'an di luar sebuah masjid di Stockholm. Pengungsi Irak itu diketahui melarikan diri ke Swedia dari negaranya beberapa tahun lalu.

"Pria yang menodai Al-Qur'an adalah warga negara Irak. Itulah sebabnya kami menuntut pemerintah Swedia untuk mengekstradisi dia ke Irak, untuk diadili sesuai dengan hukum Irak," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak Ahmed al-Sahhaf, demikian seperti dilaporkan kantor berita Irak, INA dan dilansir TASS News Agency, Jumat (30/6/2023).

Presiden Turki Erdogan Kecam Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia karena mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran di luar masjid. Erdogan menegaskan akan mengerahkan sekuat tenaga untuk melawan Islamofobia.

"Kami pada akhirnya akan mengajari orang Barat yang arogan bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir," kata Erdogan dalam sambutannya di televisi, seperti dilansir AFP, Jumat (30/6/2023).

"Kami akan menunjukkan reaksi kami sekuat mungkin, sampai kemenangan yang ditentukan melawan organisasi teroris dan Islamofobia tercapai," jelasnya.

MUI Bicara soal Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

MUI mengecam pembakaran Al-Qur'an di area masjid di Stockholm, Swedia. MUI juga menyayangkan sikap pemerintah Swedia yang membiarkan aksi itu dengan alasan kebebasan berekspresi.

"Al-Qur'an kembali dibakar dan dinistakan menjadi pembersih sepatu di hari penting umat Islam sedunia, Idul Adha. Kelompok pelakunya juga sama, Paludan. Ini jelas-jelas anti-Islam (Islamofobik). Dia dengan terang-terang menantang umat Islam sedunia dan dibiarkan oleh pemerintah Swedia atas nama kebebasan berekspresi," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023).

Sudarnoto mengatakan aksi ini sangat merugikan hak-hak warga, terutama kaum muslimin. Dia menilai membiarkan aksi ini sama saja menghancurkan demokrasi dan kedaulatan.

"Kebebasan berpendapat dan berekspresi seperti ini sangat merugikan hak-hak warga lain terutama umat Islam yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah dan oleh siapa pun. Membiarkan tindakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti Paludan sama saja menggerogoti dan menghancurkan demokrasi dan kedaulatan," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(kny/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads