Ikan-ikan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), dikabarkan mati massal. Sejumlah ikan mati mengambang di permukaan danau.
Peristiwa itu direkam warga dan videonya dibagikan di media sosial (medsos). Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakut bersama Unit Pelayanan Teknis Pusat Produksi, Inspeksi, dan Sertifikasi Hasil Perikanan (UPT PPISHP) akan mengecek kualitas air.
"Langkah yang kami lakukan ialah uji lab kualitas air bersama dengan UPT PPISHP sehingga bisa diketahui penyebabnya (ikan mati massal)," kata Kepala Sudin KPKP Jakut Unang Rustanto saat dihubungi detikcom, Kamis (8/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan petugas sudah mendatangi Danau Sunter untuk mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium. Dia mengatakan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ikan mati massal.
"Ada beberapa faktor penyebab (ikan mati massal), bisa dari limbah, bisa cuaca ekstrem. Diduga kuat karena limbah, tapi saya tidak mau melakukan justifikasi sebelum ada hasil uji labnya," kata dia.
Dia mengatakan kondisi air di danau tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca. Dia mengatakan faktor cuaca biasanya terjadi di laut.
Sebelumnya, pernah terjadi ikan-ikan melompat ke daratan karena dipicu fenomena upwelling, yaitu kondisi itu disebabkan oleh naiknya air laut di lapisan bawah menuju ke permukaan akibat pergerakan angin di atas laut sehingga memicu perbedaan suhu air di laut hingga kondisi oksigen.
"Kalau kualitas air, cuaca ekstrem, tidak seperti itu. Kalau di danau tidak memungkinkan terjadinya upwelling," ucap dia.
Selain itu, petugas akan mengambil sampel ikan untuk diperiksa. Pengambilan sampel ikan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab mati dan mengetahui apakah ikan dapat dikonsumsi atau tidak.
Lihat juga Video 'Jutaan Ikan Mati Mendadak di Australia, Ini Dugaan Penyebabnya':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dia mengatakan Sudin KPKP Jakut pernah mengecek kualitas air di Danau Sunter. Hasilnya, kualitas air di Danau Sunter dinyatakan salinitasnya tinggi.
"Pernah kita uji lab di situ, hasilnya salinitasnya tinggi, bisa karena cuaca atau limbah. Kalau itu dari limbah pabrik, kita akan bergerak bersama Sudin LH karena. Kami tak punya kewenangan sweeping pabrik sekitarnya" kata Unang.
Namun Unang juga mendapatkan informasi ada ekskavator sempat tenggelam di Danau Sunter. Bahan bakar dari ekskavator itu bisa diduga menjadi penyebab banyaknya ikan mati. Semua faktor itu, katanya, akan diselidiki.
"Saya baru dapat info, kemarin ada ekskavator jatuh. Barangkali salah satu penyebabnya itu kalau memang benar. Kenapa? Karena solarnya tumpah ke mana-mana," ujarnya.