Bendungan Jebol Picu Banjir, Ukraina dan Rusia Malah Saling Sindir

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 07 Jun 2023 20:25 WIB
Bendungan Kakhovka yang jebol (Planet)
Jakarta -

Saling sindir antara Ukraina dan Rusia terjadi soal ledakan di Bendungan Kakhovka, di sebelah selatan Ukraina. Mereka saling menyalahkan dalam rapat darurat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dilansir dari Deutsche Welle (DW), Rabu (7/6/2023), Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menuduh Moskow meledakkan 'sebuah bom perusak lingkungan massal' yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang yang seharusnya dapat dihindari.

Kyslitsya berbicara tentang 'tindakan terorisme ekologis dan teknologi' dalam pertemuan yang diadakan di New York, Amerika Serikat. Serangan itu merupakan "Contoh lain tindakan genosida Rusia terhadap Ukraina," katanya.

Tak terima dengan pernyataan itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebanzya menyebutkan insiden itu merupakan "sabotase yang sengaja dilakukan Kyiv" dan harus "dikategorikan sebagai kejahatan perang atau sebuah tindakan terorisme." Waduk itu telah dijadikan sebagai "kejahatan yang tak dapat dibayangkan," ujar dia.

Merespons itu, Kyslytsya berargumen waduk tersebut berada dalam kendali Rusia dan berada di luar kendali Ukraina, dengan mengatakan bahwa "secara fisik tidak mungkin" bendungan tersebut rusak akibat tembakan, padahal Rusia yang melakukan penambangan di bendungan itu.

Pernyataan Sekjen PBB

Diketahui, sebuah serangan, terjadi pada Selasa (6/6) itu, terhadap bendungan besar yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan itu mengeluarkan semburan air yang memicu banjir di sekitarnya. Puluhan desa terdampak banjir yang memicu evakuasi 17 ribu orang.

Dilansir AFP, Rabu (7/6/2023), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan penghancuran sebagian bendungan Kakhovka di Ukraina itu 'konsekuensi' lain yang menghancurkan dari invasi Rusia ke Ukraina.

"Tragedi hari ini adalah contoh lain dari harga yang mengerikan dari perang terhadap manusia," kata Guterres kepada wartawan di markas besar PBB di New York.

"Pintu air penderitaan telah meluap selama lebih dari setahun. Itu harus dihentikan," tambahnya.

Guterres mengatakan PBB tidak memiliki akses ke informasi independen tentang keadaan yang menyebabkan kehancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.

"Tapi satu hal yang jelas, ini adalah konsekuensi lain yang menghancurkan dari invasi Rusia ke Ukraina," tegas Guterres.

Guterres sejak awal mengutuk Rusia yang menginvasi Ukraina karena melanggar piagam PBB. Dia meminta serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil yang kritis harus dihentikan.

"Kita semua telah melihat gambaran tragis yang muncul hari ini tentang bencana kemanusiaan, ekonomi dan ekologi yang monumental di wilayah Kherson Ukraina," ucapnya.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra kemanusiaan segera memberikan dukungan dalam koordinasi dengan pemerintah Ukraina--termasuk air minum dan tablet pemurni air serta bantuan penting lainnya," imbuhnya.

Selanjutnya: Status darurat di Kherson.

Simak juga Video: Penampakan Jebolnya Bendungan Kakhovka di Ukraina







(aik/aik)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork