Tahanan curanmor di Polres Banyumas meninggal dengan kondisi penuh luka. Orang tua dari OK (26), tahanan terduga kasus pencurian motor (curanmor) tersebut mengatakan anaknya dalam kondisi sehat saat ditangkap pada 17 Mei 2023 lalu.
Namun, tiba-tiba OK dikabarkan meninggal dunia setelah ditahan di Rutan Polsek Baturraden. Saat keluarga melihat jenazahnya, tubuh OK penuh luka sayatan dan lebam. Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Awal Mula Penangkapan OK
OK, tahanan curanmor di Polres Banyumas meninggal dunia dengan tubuh luka-luka. Dikutip dari detikJateng, OK (26), warga Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Banyumas ditangkap pada 17 Mei 2023 sekitar pukul 22.00 WIB.
"Katanya maling motor, terus ditangkap sama polisi tanggal 17 Mei kemarin dalam kondisi sehat di rumahnya sini. Waktu penangkapan kira-kira pukul 22.00 WIB. Saya kan kaget, nggak tahu sih," kata orang tua OK, Jakam (51), Senin (5/6/2023).
Awalnya, Jakam mengaku tidak mendapat surat penangkapan anaknya. Ia baru mendapat surat usai tiga hari penangkapan anaknya.
"Polisi ke sini lagi. Ngasih surat penangkapan ke saya di rumah," terangnya.
Saat itu, pihak kepolisian dari Polsek Baturraden tidak memperbolehkan keluarga membesuk sebelum 20 hari dari penangkapan. Namun, dirinya merasa resah karena tidak ada kabar apapun setelah menerima surat penangkapan.
"Terus katanya ini kalau sudah 20 hari keluarga baru boleh mbesuk. Saya di rumah kok lama banget nggak ada ini (kabar), dari kepolisian nggak ada kabar. Saya kan bingung," jelasnya.
Tubuh OK Penuh Luka
Jakam yang bekerja sebagai kuli bangunan tiba-tiba mendapat kabar jika anaknya dalam keadaan kritis. Pada saat di perjalanan ke Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto, pihak kepolisian menyampaikan kepada keluarga, bahwa OK sudah tidak bernyawa.
"Saya kan lagi kerja kuli bangunan, waktu malam Jumat saya sudah kerasa lemas banget badannya tapi saya tetap berangkat saja. Terus jam setengah 12 siang saya istirahat terus pulang tahu-tahu sudah ada pak polisi di rumah. Sama dia saya suruh duduk dulu. Terus ngomong sebelumnya minta maaf ke saya, pak polisi ini ngabarin bahwa anak saya sudah dalam keadaan kritis," ungkap Jakam.
"Terus saya mandi berangkat ke Margono. Di jalan itu baru ngomong ke saya, 'Pak Jakam, anaknya sudah meninggal'. Saya kan sudah syok banget tidak karuan sampai Margono katanya dokter polisi nemuin saya, Pak Jakam, OK meninggal karena sakit," ujarnya.
Meski demikian, keluarga korban tidak percaya begitu saja. Pihak medis menyuruh dirinya untuk langsung membawa pulang dan dikebumikan.
"Terus saya kan lagi nungguin saudara belum datang. Saudara saya datang minta dibuka itu jenazah, tapi tidak boleh. Alasannya kasihan karena sudah dimandikan dan dikafani," jelas Jakam.
Pihak keluarga kemudian nekat membuka kain kafan korban saat di rumah. Saat dibuka, tubuh korban ditemukan dalam kondisi penuh luka.
"Di rumah terus sama keluarga dan Pak Kayim dibuka, ternyata bukan penyakit. Penganiayaan dan penyiksaan. Lukanya di punggung ada dua kayak sudah kelihatan dagingnya. Paha dua-duanya gosong hitam Terus di perut kaya bekas pecutan rotan atau besi. Kalau yang di tangan sama kaki kaya bekas borgol," ungkapnya.
Polisi mengungkap penyebab tahanan Polres Banyumas meninggal dunia. Baca berita di halaman selanjutnya.
Simak juga 'Saat Penganiayaan LC di Batang Hingga Akhirnya Tewas Penuh Luka':
(kny/imk)