Ini Tujuan MenPAN-RB Revisi Kebijakan Manajemen Talenta ASN

Ini Tujuan MenPAN-RB Revisi Kebijakan Manajemen Talenta ASN

Sukma Nur Fitriana - detikNews
Selasa, 30 Mei 2023 17:52 WIB
Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas
Foto: KemenPAN-RB
Jakarta -

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) saat ini sedang melakukan revisi kebijakan manajemen talenta ASN. Hal ini dilakukan guna mewujudkan cita-cita Indonesia untuk memiliki ASN yang tidak hanya berdaya saing unggul, tetapi juga cerdas, lincah, dan memiliki empati.

Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas mengatakan tujuan utama dalam revisi kebijakan tersebut adalah untuk mendorong pembentukan Komite Talenta dan Komite Suksesi. Selain itu, menurutnya revisi kebijakan manajemen talenta juga untuk mendorong akselerasi pembentukan talent pool di setiap instansi pemerintah.

"Diharapkan dengan mekanisme Komite Talenta dan Komite Suksesi kita dapat memperkuat penerapan merit sistem dan menekan adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan promosi dan mutasi, termasuk jual beli jabatan di Instansi Pemerintah," jelas Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikan Anas dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepegawaian Tahun 2023, secara virtual, Selasa (30/05).

Anas menambahkan perubahan kebijakan manajemen talenta juga dilakukan untuk mendorong pemberdayaan talenta melalui mobilitas talenta (perpindahan pegawai) dan pengembangan talenta.

ADVERTISEMENT

"Mobilitas talenta akan dapat dilakukan dalam satu instansi pemerintah, antar instansi pemerintah bahkan di luar instansi pemerintah, termasuk BUMN. Hal ini akan semakin memudahkan mekanisme SQUAD Model untuk mempercepat pencapaian sasaran kinerja organisasi yang berdampak pada pencapaian kinerja pembangunan nasional," terangnya.

Diketahui, sebelumnya Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur sipil negara (ASN), utamanya kualitas kepemimpinan ASN di berbagai level harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Menurutnya akselerasi kualitas SDM ASN ini dapat dikelola melalui penerapan manajemen talenta untuk memilah dan memilih calon-calon pemimpin di berbagai tingkatan organisasi.

"Komitmen untuk mendorong kebijakan manajemen talenta merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam mewujudkan visi reformasi birokrasi, yakni Pemerintahan Kelas Dunia di tahun 2024," kata Ma'ruf Amin.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf Amin menguraikan sejumlah langkah sistematis yang bisa dilakukan berbagai pemangku kepentingan di instansi pemerintah dalam menyukseskan penerapan manajemen talenta ASN. Pertama adalah dengan memperkuat langkah kolaborasi dalam mewujudkan peta jalan kebijakan manajemen talenta nasional.

"Petakan kendala yang dihadapi dalam empat tahun terakhir ini, baik di level nasional maupun daerah, serta di setiap instansi yang beragam ekosistemnya," terangnya.

Kedua, lanjut Ma'ruf Amin adalah dengan merumuskan langkah-langkah konkret yang bersifat terobosan. Utamanya di aspek regulasi yang sekiranya belum selaras dengan penerapan manajemen talenta di semua tingkatan.

Ketiga, para talenta birokrat yang telah dipetakan dan dibina secara khusus agar dibekali dengan visi serta semangat pencegahan dan pemberantasan korupsi, penyalahgunaan kewenangan, serta pola hidup sederhana.

"Keempat, saya minta agar kebijakan manajemen talenta nasional juga memperhatikan peran strategis ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa," sambungnya.

Ma'ruf Amin melanjutkan pemerintah memiliki cita-cita ASN Indonesia tidak hanya berdaya saing, unggul, dan andal, tetapi juga cerdas, lincah, dan memiliki empati yang menandakan kecerdasan emosional. Talenta-talenta terbaik ini harus diciptakan secara terukur dari waktu ke waktu, sehingga keberadaannya akan berkesinambungan.

Sebagai informasi. Rakornas Kepegawaian Tahun 2023 digelar oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan mengusung tema 'Talent Management 2030: Smart, Agile, and Empathy.

Kepala BKN Bima Haria Wibisana menjelaskan Smart dalam tema ini tidak hanya dalam artian kompetensi berpikir atau mindset, tetapi juga turun menjadi aksi.

"Smart action, smart delivery. Jadi tidak hanya berhenti pada tataran konseptual, tataran ide gagasan, tetapi juga pada tataran kebijakan dan implementasinya," ujar Bima.

Bima melanjutkan untuk Agile atau lincah yang dimaksud bukan hanya terbatas pada SDM-nya saja, tetapi tapi juga pada organisasinya.

"Tidak ada silo, bekerja secara across, karena salah satu konsep dynamic governance adalah think ahead, think across, dan think again. Kita baru bisa akan menggunakan digital system itu secara maksimum kalau organisasi dan manajemennya juga sudah agile," tambah Bima.

Dia menambahkan untuk yang terakhir, adalah Empathy. Itu berarti ASN bekerja untuk masyarakat. ASN menjadi efektif dan efisien adalah untuk melayani masyarakat.

"We need to listen to the people. Kita perlu berempati pada mereka sehingga kebijakan yang kita buat, implementasi dan delivery dari kebijakan itu dapat dirasakan oleh masyarakat banyak," pungkas Bima.

(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads