Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas mengatakan digitalisasi administrasi menjadi salah satu fokus utama dari Reformasi Birokrasi (RB) Tematik. Menurutnya, arsiparis memiliki peran krusial dalam memastikan data dan arsip dapat disimpan secara digital dan dianalisa saat dibutuhkan.
"Sebagai ujung tonggak implementasi arsip di Indonesia, arsiparis perlu mengubah pola pikir yang awalnya hanya berfokus pada pengelolaan arsip menjadi pemanfaatan arsip. Arsip yang terdokumentasikan secara digital dapat dianalisa lebih lanjut untuk menjadi rekomendasi berbagai penyusunan kebijakan publik dalam berbagai aspek," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/5/2023).
Hal tersebut ia sampaikan di acara Rapat Koordinasi Nasional Kearsipan Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI (ANRI), di Banyuwangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas menjelaskan arsip menjadi elemen strategis dalam penyelenggaraan negara. Dikatakannya, pengelolaan arsip yang baik akan mendukung penerapan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dalam hal ini mempermudah akses informasi autentik yang dapat dimanfaatkan oleh publik secara transparan dan akuntabel.
Karenanya mantan Bupati Banyuwangi tersebut mendorong digitalisasi arsip untuk mendukung pencapaian target dan prioritas pembangunan. Meski demikian, kata dia, dalam kerangka Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) diperlukan interoperabilitas. Artinya, aplikasi yang telah dimiliki harus bisa diintegrasikan, sehingga tidak perlu menambah aplikasi baru.
"Hindari 'Satu Inovasi, Satu Aplikasi'. Saya mengapresiasi aplikasi umum bidang kearsipan, yaitu Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI). Karena semangat kita adalah integrasi/interoperabilitas antar-sistem dalam pemerintahan," jelasnya.
Anas menyebutkan perlu setidaknya tiga hal dalam digitalisasi arsip ini, yakni aksesibilitas, interoperabilitas, dan manajemen yang andal.
Sebagai informasi, acara tersebut mengangkat tema 'Gerakan Kearsipan: Menuju Birokrasi Maju, Memori Kolektif Bangsa, dan Peradaban Unggul;. Transformasi digital kearsipan menjadi inti dari kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Kearsipan ke-52 tersebut.
Kepala ANRI Imam Gunarto menjelaskan tema ini diambil karena sejalan dengan dua dampak dari program kearsipan. Pertama yaitu mendorong percepatan reformasi birokrasi yang maju. Lalu yang kedua untuk mendorong kemajuan kebudayaan melalui terbentuknya memori kolektif bangsa dan peradaban unggul.
Dia pun mengajak semua stakeholder untuk berkolaborasi mewujudkan tiga program arsip, yakni program tertib arsip, transformasi digital kearsipan, dan memori kolektif bangsa. "Penyelenggaraan kearsipan harus berdampak untuk masyarakat dan dapat menjadi enabler untuk mewujudkan good and clean government, karena arsip menjadi bukti akuntabilitas dan rujukan kerja organisasi kita," tuturnya.
(prf/ega)