Bamsoet Dorong PPI Dunia Manfaatkan Bonus Demografi demi Bangun RI

Erika Dyah - detikNews
Jumat, 26 Mei 2023 19:10 WIB
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membuka Alumni Connect yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) di Jakarta. Ia mengajak PPI Dunia serta Alumni Connect PPI Dunia memanfaatkan bonus demografi yang sedang dicapai Indonesia.

Menurutnya, bonus demografi bisa membawa keuntungan bagi pembangunan nasional bangsa. Ia berharap bonus demografi ini jangan sampai menjadi bencana akibat ketidakmampuan mengelola sumber daya para pemuda.

"Titik puncak fase bonus demografi Indonesia diperkirakan terjadi hingga tahun 2030, di mana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 285 juta hingga 300 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya, atau sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa adalah kelompok usia produktif usia 15-44 tahun," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (26/5/2023).

Bamsoet mengatakan Alumni Connect tak sekadar menjadi ajang silaturahmi. Namun juga berfungsi membangun jaringan sekaligus merekonstruksi gagasan dan pemikiran mengenai berbagai isu penting. Khususnya, seputar penguatan ketahanan perekonomian nasional melalui pariwisata, ekonomi kreatif, dan inovasi teknologi.

Saat memberikan Public Lecture dalam Alumni Connect PPI Dunia, Bamsoet menerangkan selama beberapa dekade sektor pariwisata menjadi salah satu sumber utama penyumbang pendapatan devisa negara. Tercatat dari tahun 2015 hingga 2019, pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata terus meningkat dari US$ 10,8 miliar menjadi US$ 17,76 miliar.

"Setelah pandemi COVID-19 merontokkan capaian devisa pada titik terendah hanya sebesar US$ 0,49 miliar, sektor pariwisata kembali bangkit dengan sumbangan devisa sebesar US$ 4,26 miliar atau naik hingga lebih dari 769 persen pada tahun 2022 dan diproyeksikan kembali naik menjadi US$ 5,95 miliar pada tahun 2023," terangnya.

Selain sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi digital juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit. Pada tahun 2022, ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai US$ 77 miliar, setara 40 persen dari total pangsa pasar digital ASEAN hingga menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 pun diproyeksikan mencapai US$ 130 miliar.

"Dunia akan semakin mengalami perubahan besar, khususnya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi digital. Terlebih dengan booming teknologi baru seperti metaverse, web 3, cryptocurrency, NFT, blockchain, dan artificial intelligence," jelas Bamsoet.

"Sebagai gambaran, volume penjualan NFT di dunia sudah menembus US$ 24,9 miliar atau sekitar Rp 357 triliun pada. Sementara nilai aset kripto dunia sudah mencapai US$ 3 triliun," tambahnya.

Meski di tengah berbagai kemajuan, masih ada berbagai tantangan dan persoalan yang harus dihadapi. Misalnya, kondisi perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja.

Ia menjelaskan Forum Ekonomi Dunia tahun 2023 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami pelambatan pada tingkat 1,7 persen. Pelambatan ekonomi dunia diperkirakan dialami oleh 95 persen dari negara maju dan 70 persennya di negara berkembang.

"Kondisi ini diperburuk oleh kondisi geopolitik global yang diwarnai konflik dan ketegangan politik. Antara lain perang Rusia-Ukraina, eskalasi ketegangan China-Taiwan, potensi konflik di semenanjung Korea, memburuknya hubungan Turki dan Yunani, serta ketegangan di kawasan Laut China Selatan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Bamsoet membuka acara ini bersama Wakil Presiden RI KH Maruf Amin. Turut hadir Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Koordinator PPI Dunia Achyar Al Rasyid, serta Sekretaris Jenderal PPI Dunia Zafran Akhmadery Arif.

Simak juga 'Saat Bamsoet Dukung 10% APBN Dana Desa: Masa Depan RI Ada di Desa':






(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork